Mahasiswa PBI Unsoed Belajar Sastra Jawa Langsung dari Ruang-Ruang Sonobudoyo

dokumentasi pribadi

Purwoketo, 29 November 2025 — Deretan mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Jenderal Soedirman mulai memasuki Museum Negeri Sonobudoyo pada Sabtu sore. Mereka datang bukan sekadar untuk melihat-lihat koleksi, tetapi untuk merasakan langsung bagaimana sastra dan budaya Jawa hidup dalam setiap ruangan museum yang menjadi pusat pelestarian warisan budaya di Yogyakarta.

Langkah mahasiswa terhenti di ruang pertama yang memuat koleksi wayang kulit. Di balik kaca, tokoh-tokoh seperti Arjuna, Semar, dan Srikandi tampil dengan pahatan yang halus. mereka memahami bahwa nilai budi pekerti, kritik sosial, dan filosofi hidup telah diajarkan masyarakat Jawa sejak lama. Pemandu museum, Suryanto, menjelaskan sambil menunjuk tokoh Semar. “Wayang itu bukan hanya hiburan. Di dalamnya ada nasihat, kritik sosial, dan etika hidup. Masyarakat Jawa belajar banyak dari cerita-cerita di baliknya,” ujarnya.

Pergerakan kelompok berlanjut ke ruang manuskrip ruangan yang paling banyak menyita perhatian. Lembaran serat yang ditulis dengan aksara Jawa tampak rapuh namun terawat. Melihat langsung bentuk aksara yang detail membuat mahasiswa menyadari bahwa keterampilan menulis di masa lalu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tidak kecil. Selanjutnya ruang topeng menjadi pemberhentian berikutnya. Koleksi topeng dengan ekspresi tegas, lucu, hingga mengintimidasi memberi gambaran tentang keragaman karakter dalam seni pertunjukan Jawa. Para mahasiswa membahas bagaimana topeng digunakan untuk menyampaikan pesan moral, ajaran sosial, hingga kritik budaya. Diskusi kecil muncul di antara mereka, terutama tentang bagaimana ekspresi topeng berkaitan dengan pembangunan karakter dan etika dalam kehidupan masyarakat.

Kunjungan ini bukan sekadar agenda akademik. Mahasiswa PBI Unsoed mendapatkan kesempatan untuk membaca budaya secara langsung, bukan hanya dari buku ajar. Mereka memahami bahwa pengetahuan tidak hanya berasal dari teori, tetapi juga dari pengalaman melihat bagaimana sebuah masyarakat membangun sistem nilai, etika, dan keterampilan hidup melalui benda-benda yang ditinggalkan.

Museum Sonobudoyo memberi mereka ruang belajar yang lebih lengkap ruang yang menautkan sejarah, sastra, dan budaya dalam satu perjalanan yang utuh. Bagi mereka yang kelak menjadi pendidik, pengalaman ini menjadi bekal penting untuk mengenalkan kembali kekayaan budaya Jawa kepada generasi berikutnya.

Editor: Risma Tri Nurhana

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *