Purwokerto–Di tengah krisis penggundulan hutan yang semakin parah, dunia digital ternyata melahirkan sebuah inovasi unik. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat menyumbang sebuah pohon untuk menanggulangi penggundulan hutan. Ecosia, aplikasi yang diluncurkan pada 7 Desember 2009 bertepatan dengan perundingan iklim PBB di Kopenhagen, menawarkan cara baru untuk berkontribusi terhadap pelestarian alam. Namun, benarkah satu kali pencarian menghasilkan satu pohon?
Aplikasi Ecosia dikelola oleh sebuah organisasi teknologi nirlaba. CEO Ecosia GmbH, Christian Kroll mendedikasikan keuntungan dari aplikasi ini untuk tujuan iklim, seperti program penanaman pohon di berbagai dunia. Ecosia hadir bak superhero penyelamat bumi dari keganasan iklim dan ketidakadilan lingkungan. Dengan misi menghijaukan kembali dunia, aplikasi ini menawarkan harapna bahwa teknologi dapat bekerja sejalan dengan kelestarian bumi.
Pengguna mungkin bertanya-tanya, bagaimana sebenarnya proses kerja aplikasi ini dan apakah ia mampu menghasilkan sebuah pohon. Dalam pernyataan Joshi, pemimpin redaksi Ecosia, cara kerja aplikasi ini tidaklah rumit. Perusahaan hanya menyisipkan iklan singkat pada setiap pencarian penggunanya dan keuntungan dari iklan tersebut sepenuhnya disumbangkan kepada alam. Sebanyak 20% keuntungan digunakan untuk energi teerbarukan dan pertanian regenaratif, sementara 80% dialokasikan untuk penanaman pohon di seluruh dunia. Dengan model bisnis ini, Ecosia mengubah aktivitas internet yang biasa menjadi tindakan nyata bagi lingkungan.
Hingga kini, Ecosia telah menjadi angin segar di dunia teknologi. Mereka berhasil menanam sekitar 244 juta pohon yang tersebar di berbagai negara. Angka ini bukan sekadar statistik, tetapi representasi dari upaya global untuk mengembalikan keseimbangan lingkungan yang rusak akibat deforestasi. Di tengah meningkatnya kerusakan hutan, langkah-langkah kecil seperti ini menjadi semakin berarti.
