Tren Fashion Mahasiswa sebagai Cermin Identitas dan Budaya

Purwokerto — Fashion tidak sekadar soal pakaian, tetapi juga menjadi bagian dari identitas sosial. Roland Barthes memaknai fashion sebagai sebuah sistem tanda (sign) yang menunjukkan jati diri serta nilai budaya yang dianut seseorang. Sementara itu, Troxell dan Stone dalam buku Fashion Merchandising mendefinisikan fashion sebagai gaya yang diterima dan digunakan oleh mayoritas anggota suatu kelompok dalam waktu tertentu.


Pemahaman tersebut tercermin dalam fenomena fashion mahasiswa saat ini. Tren berpakaian di lingkungan kampus terus mengalami perubahan seiring berkembangnya media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Pinterest menjadi rujukan utama mahasiswa dalam menentukan gaya berpakaian.


Gaya oversized, clean look, busana bernuansa Korea dan Jepang, hingga tren thrifting mendominasi cara berpakaian mahasiswa. Fashion tidak hanya berfungsi sebagai penunjang penampilan, tetapi juga menjadi sarana mengekspresikan diri.


Irene, mahasiswi semester tiga di salah satu perguruan tinggi di Purwokerto, menilai tren fashion cukup memengaruhi kepercayaan diri mahasiswa. “Sekarang mahasiswa lebih berani mengekspresikan diri lewat pakaian. Tidak selalu soal mahal, tapi soal kenyamanan dan kecocokan. Walaupun memang ada juga yang merasa harus ikut tren supaya tidak dianggap ketinggalan,” ujarnya.


Di sisi lain, tren fashion yang terus berganti turut memicu pola konsumtif. Tidak sedikit mahasiswa yang membeli pakaian baru hanya demi mengikuti tren yang sedang populer. Kondisi ini dinilai perlu disikapi secara bijak agar tidak berdampak pada pengelolaan keuangan pribadi.


Namun demikian, munculnya tren thrifting memberi alternatif yang lebih ekonomis sekaligus ramah lingkungan. Tren ini cukup diminati karena menawarkan pilihan pakaian dengan harga terjangkau tanpa mengurangi nilai estetika.


Tren fashion di kalangan mahasiswa menunjukkan bahwa pakaian bukan hanya penunjang penampilan, tetapi juga merepresentasikan identitas, pergaulan, serta cara pandang terhadap lingkungan. Mahasiswa diharapkan tetap mampu menempatkan fashion secara proporsional, tanpa mengabaikan nilai kesederhanaan dan tanggung jawab sosial.

Editor: Khansa Faiza Rahmah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *