Aktualisasi Karya W.S. Rendra dalam Pementasan Drama Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Unsoed

Purwokerto-Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Universitas Jenderal Soedirman kembali menghidupkan karya sastra Indonesia di panggung kampus. Lewat pementasan drama Orang-Orang di Tikungan Jalan karya W.S. Rendra, mereka menampilkan cerita tentang manusia-manusia kecil yang sering terlupakan, sekaligus menyampaikan kritik sosial yang masih relevan hingga kini. Pertunjukan ini digelar di Aula Bambang Lelono, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unsoed pada Kamis (11/12), dan berhasil menarik perhatian penonton.

Sejak awal pementasan, tata panggung menghadirkan suasana jalanan dengan keterbatasan. Lapak wedang kacang, poster-poster usang, serta lampu jalan yang redup menjadi latar yang menggambarkan ruang hidup kaum pinggiran. Kesederhanaan visual ini justru menguatkan pesan sosial yang hendak disampaikan kepada penonton.

Cerita bergerak dari sosok anak yang kerap menangis dan berteriak di pinggir jalan. Ia dianggap tidak waras oleh lingkungan sekitarnya. Namun perlahan, pementasan membuka luka batin yang tersembunyi, berakar dari hubungan keluarga yang rapuh dan trauma masa lalu. Adegan ini menegaskan bahwa perilaku yang dianggap menyimpang sering kali lahir dari penderitaan yang tak terlihat.

Fokus penonton tertuju pada dialog dan ekspresi para pemain. Setiap dialognya dibawakan dengan penghayatan penuh oleh mahasiswa angkatan 2023. Tokoh-tokohnya bukan pahlawan besar, melainkan manusia biasa dengan wajah lelah, langkah gontai, dan harapan yang nyaris padam. Bahasa tubuh mereka, bahu yang merunduk, tatapan kosong, dan suara yang tertahan membuat penonton ikut merasakan kerasnya kehidupan yang jarang terlihat sehari-hari.

Mengadaptasi karya W.S Rendra bukan hal mudah. Mahasiswa tidak hanya menghafal naskah, melainkan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Proses latihan panjang mengajarkan mereka kerja sama, disiplin, dan keberanian untuk mengekspresikan gagasan lewat seni. Drama ini membuktikan bahwa sastra tidak berhenti di buku atau ruang kelas, tetapi hidup ketika diperankan dan dirasakan secara langsung.

Beberapa adegan berhasil membuat penonton terdiam sejenak, merenung, dan menyadari bahwa tokoh-tokoh di panggung dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka sendiri. Tepuk tangan yang membahana di akhir pertunjukan bukan sekadar bentuk apresiasi, tetapi pengakuan bahwa pesan sosial drama ini tersampaikan dengan baik.

Lewat pementasan ini, mahasiswa memanfaatkan panggung kampus untuk menyampaikan gagasan sosial melalui seni pertunjukan. Drama Orang-Orang di Tikungan Jalan tidak hanya menghidupkan karya Rendra, tetapi juga mengajak penonton untuk menoleh, merenung, dan merasakan realitas manusia yang sering tersembunyi di pinggir jalan kehidupan.

Editor : Azmi Revania Amanda

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *