sumber: dokumentasi pribadi
Di bawah cahaya siang yang menyengat, sekelompok warga duduk mengelilingi meja kayu. Tangan mereka sibuk mengolah ubur-ubur, mulai dari membersihkan, memilah, hingga menyiapkannya satu per satu. Di Cilacap, pekerjaan ini dikenal sebagai uwur-uwur, pekerjaan pesisir yang mengandalkan ketelatenan.
Aktivitas para pekerja uwur-uwur tersebut terekam dalam sebuah foto yang diambil oleh Hana Pertiwi, pemotret fotografi jurnalistik ini. Subjek foto adalah para pekerja pengolah ubur-ubur, sebagian besar perempuan, dengan seorang pria berkaus merah yang tertangkap kamera sedang tertawa lepas.

sumber: dokumentasi pribadi
Foto ini diambil di luar ruangan, di lokasi pengolahan ubur-ubur milik warga di wilayah pesisir Cilacap. Berdasarkan pencahayaan alami yang kuat, pengambilan gambar dilakukan pada siang hari saat jam kerja berlangsung.
Saat diwawancarai, pemilik foto mengatakan bahwa ia sengaja mengabadikan momen tersebut karena tertarik pada suasana kerja para pekerja.
“Pekerjaannya berat dan dilakukan berjam-jam, tapi di sela-selanya mereka masih bisa bercanda dan tertawa. Saya merasa momen itu penting untuk ditunjukkan,” ujar Hana.
Menurutnya, tawa yang terlihat dalam foto bukanlah sesuatu yang dibuat-buat.
“Itu spontan. Mereka memang seperti itu, saling menguatkan lewat obrolan ringan supaya pekerjaan terasa lebih ringan,” katanya.
Foto diambil dari sudut pandang setinggi mata, sehingga menghadirkan kesan dekat dan alami. Penikmat foto seolah duduk di antara para pekerja, ikut menyaksikan bagaimana rutinitas yang melelahkan dijalani dengan kebersamaan.

sumber: dokumentasi pribadi
Pemilik foto memberi judul karyanya “Tawa di Balik Upah Enam Ratus Rupiah” untuk menegaskan realitas ekonomi yang dihadapi para pekerja.
“Upahnya kecil jika dibandingkan dengan tenaga yang dikeluarkan. Tapi justru di situ saya melihat keteguhan hidup mereka,” ungkapnya.
Melalui foto tersebut, ia berharap masyarakat dapat lebih peka terhadap kehidupan pekerja pesisir, bahwa di balik hasil laut yang dikonsumsi sehari-hari, ada kerja keras, waktu panjang, dan manusia-manusia yang tetap berusaha menjaga senyum di tengah keterbatasan.
Editor: Nasya Fatiha Nastiyari
