Tari Lengger Lanang Banyumas (Dokumentasi: lenggerbicara.id)
Purwokerto – Tari Lengger Lanang, seni tradisional khas Banyumas, kembali menjadi sorotan setelah tampil memukau dalam Festival Budaya Banyumas 2025 di Alun-Alun Purwokerto. Penampilan yang menampilkan penari pria dengan gerak lembut dan anggun ini membuktikan bahwa warisan budaya lokal masih hidup dan dihargai di tengah arus modernisasi.
Kesenian ini memiliki sejarah panjang dan nilai filosofis yang dalam. Dalam pandangan masyarakat Banyumas, istilah “Lengger” berasal dari ungkapan eling lan ngger, yang berarti “ingatlah, anakku”. Makna tersebut menjadi pengingat agar manusia senantiasa mengingat Tuhan dan menjauhi perilaku buruk. Filosofi serupa juga dijelaskan dalam artikel di LenggerBicara.id yang menyebut bahwa, “Secara filosofis, tarian ini dimaksudkan sebagai pengingat untuk selalu sadar akan kehidupan dan nilai-nilai budaya lokal.”
Penampilan Lengger Lanang di festival kali ini menonjolkan perpaduan antara gerak halus, irama gamelan Banyumasan, serta busana berwarna cerah yang menawan. Para penari muda menunjukkan keahlian yang terlatih, menandakan proses regenerasi pelestarian berjalan baik. Hal ini sejalan dengan penjelasan di LenggerBicara.id bahwa, “Lengger Banyumas bukan sekadar tarian; ia adalah cerminan filosofi kehidupan dan kearifan lokal masyarakat Banyumas.”
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mempertahankan keberadaan kesenian tradisional, termasuk Lengger Lanang. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari latihan rutin di sanggar, festival budaya lokal, hingga kompetisi antar-sekolah. Upaya ini selaras dengan pandangan dalam LenggerBicara.id yang menyebut, “Melestarikan Tari Lengger Banyumas bukanlah hal yang mudah. Peran pemerintah, komunitas seni, serta para pelaku budaya sangat penting dalam menjaga keberlanjutan warisan ini.”
Selain sebagai hiburan, Tari Lengger Lanang juga mengandung nilai spiritual dan sosial yang kuat. Tarian ini kerap dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus sarana mempererat hubungan antarwarga. Artikel di LenggerBicara.id menegaskan makna tersebut dengan menyebut bahwa, “Gerakan dalam Tari Lengger Banyumas mengandung filosofi tentang kehidupan masyarakat Banyumas yang sederhana namun penuh nilai kebersamaan.”
Melalui penampilan di Festival Budaya Banyumas 2025, Tari Lengger Lanang bukan hanya menghadirkan keindahan artistik, tetapi juga mempertegas jati diri Banyumas sebagai daerah yang kaya nilai budaya. Dengan dukungan masyarakat dan lembaga kebudayaan, tarian ini diharapkan terus berkembang, menjadi kebanggaan daerah, sekaligus simbol keteguhan budaya di tengah perubahan zaman.
Editor: Siti Nur Halimah
