
Banjarnegara—Korwil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikpora) Kecamatan Purwareja Klampok, Banjarnegara menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) pada hari Selasa, 16 September 2025, mulai pukul 08.00 s.d. 15.00 WIB. FTBI merupakan Festival Tunas Bahasa Ibu, sebuah program dan festival yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek untuk melestarikan bahasa daerah dan sastra Indonesia serta menjaga identitas budaya bangsa melalui generasi muda. Kegiatan sehari ini, diikuti oleh peserta dari perwakilan siswa di setiap sekolah kecamatan Purwareja Klampok, masing-masing kontingen mengirim hingga 14 siswa, dengan tujuan utama melestarikan bahasa Jawa dan mengembangkan kemampuan sastra dalam bahasa Jawa anak usia sekolah dasar. Peserta yang berjumlah 14 siswa tersebut terdiri dari laki-laki dan perempuan untuk mewakili sekolahnya di setiap bidang lomba.

Tema dari FTBI tingkat SD kecamatan Purwareja Klampok cukup menarik yaitu Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu, tema yang diangkat sangat relevan dengan upaya pelestarian Bahasa Jawa sekaligus peningkatan kualitas pembelajaran. Penggunaan Bahasa Jawa di sekolah dapat menumbuhkan rasa cinta budaya sejak dini dan memperkuat identitas lokal siswa. Melalui penggunaan Bahasa Jawa dalam proses pembelajaran, belajar menjadi lebih mudah dipahami sehingga mutu pendidikan dapat meningkat.
Rangkaian acara disusun secara terstruktur mulai dari pembukaan, pelaksanaan lomba sekaligus pengumuman juara, dan penyerahan penghargaan. Kemeriahan kegiatan ini tampak dari berbagai perlombaan yang bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana strategis untuk menunjukkan sekaligus mengembangkan potensi berbahasa Jawa para siswa. Cabang lomba yang dipertandingkan cukup banyak meliputi Menulis Cerkak (cerita pendek berbahasa Jawa), Membaca Geguritan (puisi dalam bahasa Jawa), Menulis dan Membaca Aksara Jawa, Mendongeng, Sesorah (pidato), Nembang Macapat (bernyanyi lagu macapat), Ndhagel Ijen (komedi tunggal), hingga yel-yel kontingen semua dinilai menurut rubrik yang ditetapkan panitia. Lomba-lomba tersebut bukan hanya menarik untuk diikuti, tetapi juga memiliki nilai penting karena mampu mengasah bakat dan minat anak sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri yang akan bermanfaat bagi perkembangan mereka di masa depan.


Mengomentari suasana dan hasil festival Novi Wulandari yang merupakan panitia koordinator lomba cerkak sekaligus guru SDN 2 Purwareja mengatakan, “Hal menarik dari acara FTBI ini yaitu para peserta didik dapat mengetahui bakat dan potensi dirinya untuk dikembangkan lebih lanjut lagi, dan para guru juga dapat belajar terkait pelestarian bahasa daerah ini, guru juga dapat mengetahui potensi-potensi yang dimiliki peserta didik. Tentu saja hal ini dapat dijadikan pijakan awal baik oleh guru, orang tua, maupun peserta didik agar lebih terbuka dan memaksimalkan potensi yang dimiliki.” Kerja keras panitia penyelenggara dan peserta, yang antusias dan partisipatif, adalah kunci dari suksesnya FTBI tersebut, maka tidak heran jika FTBI Kecamatan Purwareja Klampok tersebut berjalan tertib dan lancar tanpa adanya kendala.

Novi Wulandari menegaskan harapannya untuk penyelenggaraan FTBI berikutnya, “Harapannya penyelenggaraan FTBI selanjutnya bisa berjalan lebih baik dan maksimal, serta partisipasi dan antusiasme peserta dapat ditingkatkan lagi. Karena FTBI merupakan ajang untuk melestarikan budaya Bahasa daerah terutama Bahasa jawa yang mulai terkikis di kalangan anak muda,” ujar Novi Wulandari. Festival ini, menurutnya, bukan sekadar kompetisi, melainkan sarana pembinaan identitas budaya dan penjaringan bakat untuk jenjang yang lebih tinggi. Pelaksanaan FTBI ini juga disambut hangat oleh para siswa, orang tua siswa, guru, serta masyarakat sekitar karena pelestarian bahasa Jawa melalui bidang pendidikan sangat penting di era digital sekarang ini.
Editor: Mahza Nurul Azizah