Bawor Maskot Banyumas yang Mewakili Kearifan Lokal

Kabupaten Banyumas memiliki maskot yang dikenal dengan nama “Bawor.” Tokoh ini bukan sekadar ikon daerah, tetapi juga mencerminkan karakter dan filosofi masyarakat Banyumas yang sederhana, berani, dan apa adanya. Bawor memiliki karakter cablaka yang artinya jujur, terbuka, merakyat, dan apa adanya. Orang Banyumas yang terkenal apa adanya melalui bahasa ngapak, jujur, bertanggung jawab, ulet, dan tekun persis seperti sosok Bawor.

Pada tahun 1987, salah satu pemerhati kebudayaan Banyumas, Bambang S. Purwoko, mengusulkan tokoh wayang Bawor dijadikan sebagai maskot atau ikon Banyumas. Usulan tersebut disetujui oleh Bupati Banyumas Djoko Soedantoko. Pada mulanya Bawor hanya dijadikan logo Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan (KRAP) di Purwokerto pada tahun 1990. Kemudian, pada masa pemerintahan Bupati Djoko Soedantoko pada tahun 1988-1998, Bawor mulai disosialisasikan menjadi maskot Banyumas.

Depan Pasar Manis Purwokerto (Sumber: inibaru.id)

Keberadaan Bawor semakin dikenal melalui berbagai acara budaya dan promosi pariwisata. Festival Banyumas sering menampilkan pertunjukan seni yang menampilkan karakter Bawor baik dalam bentuk wayang kulit maupun pertunjukkan seni lainnya. Selain itu, patung Bawor juga dapat ditemukan di beberapa sudut Banyumas dan kota Purwokerto seperti di depan gedung Museum Wayang Banyumas dan di pojok depan Pasar Manis Purwokerto yang menjadi simbol kebanggaan masyarakat Banyumas.

Selain menjadi ikon budaya, Bawor juga digunakan dalam berbagai produk lokal. Salah satu contohnya adalah hasil produk PMW dari Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia yang berupa Tote Bag Wong Banyumasan yang memiliki desain salah satunya adalah maskot Banyumas yakni Bawor. Hal ini membuktikan bahwa budaya Banyumas terus berkembang tanpa meninggalkan akar tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Dengan keberadaan Bawor sebagai maskot, diharapkan generasi muda semakin mengenal dan mencintai budaya Banyumas, sehingga kearifan lokal tetap lestari di tengah perkembangan zaman.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *