Cahaya dari Jalan Kecil: Realita Sosial yang Menggema dari Panggung Jagat Rasa

Purwokerto – Suasana Aula Bambang Lelono langsung berubah begitu lampu panggung meredup. Riuh obrolan mahasiswa perlahan tenggelam, digantikan rasa penasaran ketika para aktor mulai mengambil posisi. Saat itulah pementasan “Matahari di Sebuah Jalan Kecil” karya Arifin C. Noer dimulai—sebuah pertunjukan yang terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari, sekaligus menyentil realita yang sering kita lewati begitu saja.

Sejak adegan pembuka, penonton langsung diajak menyusuri sebuah gang kecil yang digambarkan sederhana, namun sarat makna. Kios reyot, bangku tua, dan lampu kuning yang redup menciptakan suasana khas yang menghidupkan kembali kutipan kuat dari lakon tersebut:
“Di jalan kecil ini, perjuangan hidup rakyat kecil terbentur pada realitas yang tak selalu adil.”

Para pemeran tampil dengan penuh penghayatan, menggambarkan rutinitas rakyat jelata yang terus bertahan di tengah keterbatasan. Percakapan antar tokoh mengalir natural, memantulkan kegetiran yang begitu dekat dengan realitas sosial—tentang ketidakadilan, perjuangan hidup, dan harapan kecil yang terus menyala meski dunia tidak selalu berpihak.

Di tengah antusiasme penonton, Khansa, salah satu pengunjung, mengaku terkesan dengan pementasan tersebut. “Menurut saya, pesan sosialnya sangat terasa. Kita jadi ikut merasakan bagaimana rasanya hidup di tengah ketidakpastian seperti mereka. Meski ceritanya sederhana, tapi dampaknya kuat,” ujarnya setelah pertunjukan usai.

Pementasan ini berhasil menghidupkan kembali karya Arifin C. Noer bukan hanya sebagai tontonan, tetapi sebagai pengingat bahwa isu sosial tidak pernah benar-benar usang.

Editor: Malikhatun Khasanah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *