Lenong Betawi, salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang kaya akan humor dan nilai-nilai sosial, tengah menghadapi tantangan serius dalam upaya pelestariannya. Seiring berjalannya waktu, minat generasi muda terhadap seni pertunjukan tradisional ini semakin menurun, mengancam kelestarian lenong di masa depan.
Sumber : Pinterest
Tutur Denes mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi lenong saat ini. “Dulu, lenong sangat populer dan menjadi hiburan utama masyarakat Betawi. Namun, kini panggung lenong semakin sepi penonton, terutama dari kalangan generasi muda yang lebih tertarik pada hiburan modern,” ujarnya.
Tantangan yang Dihadapi:
1. Kurangnya minat generasi muda: Generasi muda lebih tertarik pada hiburan modern seperti musik pop, film, dan game online.
2. Kurangnya regenerasi seniman: Semakin sedikit anak muda yang tertarik untuk belajar dan menekuni seni lenong.
3. Persaingan dengan hiburan modern: Hiburan modern semakin mudah diakses dan menawarkan pengalaman yang lebih instan.
4. Kurangnya dukungan finansial: Kegiatan seni pertunjukan seperti lenong membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk produksi dan promosi.
Upaya Pelestarian:
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, sejumlah pihak terus berupaya melestarikan lenong Betawi. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain:
1. Workshop dan pelatihan: Mengadakan workshop dan pelatihan bagi generasi muda untuk mempelajari seni peran, musik, dan tarian lenong.
2. Pementasan rutin: Menyelenggarakan pementasan lenong secara rutin untuk memperkenalkan lenong kepada masyarakat luas, terutama generasi muda.
3. Kerjasama dengan sekolah: Membawa pertunjukan lenong ke sekolah-sekolah untuk mengenalkan seni ini sejak dini.
4. Pemanfaatan media sosial: Memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan lenong dan menarik minat generasi muda.
Tutur Denes menambahkan, “Untuk melestarikan lenong, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun seniman. Kita harus bersama-sama mencari solusi kreatif untuk menarik minat generasi muda dan membuat lenong tetap relevan dengan zaman.”