Masih Adakah Permainan Tradisional di Tengah Kemajuan Teknologi?

Masih pernahkah menjumpai anak-anak bermain permainan tradisional? Sebagian dari jawaban tersebut adalah pernah, namun sebagian lagi jarang, bahkan tidak pernah sama sekali melihatnya, terlebih di zaman yang semakin canggih ini. Di pedesaan, kita masih bisa menjumpainya meskipun tidak setiap hari, namun lain halnya di perkotaan, hampir tidak pernah menjumpai anak-anak bermain permainan tradisional. Permainan tradisional yang dimaksud merujuk pada suatu aktivitas mengakar pada budaya lokal yang dilakukan oleh anak-anak atau komunitas, baik menggunakan atau tanpa alat tradisional yang memiliki banyak manfaat dan bertujuan sebagai hiburan. Jenis permainan tradisional terutama di daerah  Banyumas, contohnya petak umpat, gobag sodor, kelereng, engklek, ular naga, congklak (dakon), cublak-cublak suweng, dan lain-lain.

Sebelum teknologi berkembang pesat di Indonesia, permainan tradisional selalu dimainkan oleh anak-anak sehingga sangat populer. Namun sekarang ini telah berada di era pesatnya perkembangan teknologi. Permainan tradisional semakin tergerus karena munculnya permainan modern yang lebih menarik bagi anak-anak, seperti halnya games online. Beberapa penelitian mengatakan bahwa banyak permainan tradisional yang hampir punah, bahkan kita bisa mengamati sendiri kondisi yang sebenarnya di lingkungan sekitar. Saat ini, berkumpulnya anak-anak bukan lagi tertawa bersama, bekerja sama, atau berceloteh bersama. Berkumpulnya anak-anak sekarang juga sudah tidak segaduh dan seramai dahulu yang penuh gelak tawa. Sekarang mereka saling diam karena fokus menggenggam gadget masing-masing sambil bermain game online. Hal tersebut dapat memunculkan sifat individualis, sikap tidak acuh, dan dampak yang kurang baik lainnya. Padahal, permainan tradisional memiliki banyak manfaat atau nilai yang dapat diambil.

Secara garis besar, permainan tradisional memiliki pesan yang bermanfaat dalam peningkatan kemampuan dalam berbagai aspek, seperti etika, moral, kognitif, emosional, sosial, dan budaya sehingga berdampak positif pada kehidupannya. Permainan tradisional juga mengandung nilai budaya dan moral, seperti kerja sama, toleransi, sportivitas, tanggungjawab, kejujuran, kesabaran, kepedulian, dan kearifan lokal. Nilai-nilai ini terwujud dalam proses pelaksanaan permainan tradisional yang melibatkan interaksi langsung, baik antara individu maupun kelompok. Melalui permainan ini, anak-anak belajar memahami aturan, menghormati sesama pemain, dan mempraktikkan berbagai nilai moral secara alami. Proses tersebut menjadi sarana pendidikan karakter yang efektif sekaligus menyenangkan.

Di zaman sekarang ini masyarakat dituntut untuk bergerak bersama dalam menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai lokal agar tidak tergeser oleh arus modernisasi.  Dalam hal ini, pelestarian budaya permainan tradisional sangat penting dilakukan supaya permainan tradisional tidak hilang dan tetap dikenal oleh anak-anak zaman sekarang.  

Upaya Melestarikan Permainan Tradisional

  1. Integrasi ke Kurikulum Pendidikan
    Memasukkan permainan tradisional ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, terutama dalam mata pelajaran olahraga dan seni, agar anak-anak mengenal dan mempraktikkan warisan budaya secara rutin.
  2. Pembentukan dan Aktivitas Komunitas
    Komunitas seperti Kampoeng Hompimpa dan Kampoeng Dolanan Nusantara dapat mengadakan festival budaya secara berkala untuk mempopulerkan permainan tradisional sekaligus memperkuat rasa kebersamaan dan identitas budaya.
  3. Dokumentasi dan Penelitian
    Merekam permainan tradisional dalam bentuk video, tulisan, atau digitalisasi untuk melestarikan informasi dan aturan permainan sebagai referensi generasi mendatang.
  4. Pemanfaatan Teknologi
    Membuat aplikasi atau konten media sosial yang berfokus pada permainan tradisional untuk menjangkau generasi muda dengan cara yang menarik dan modern.
  5. Kerja Sama Berbagai Pihak
    Melibatkan pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta untuk menyediakan dukungan dana dan sumber daya dalam upaya pelestarian.
  6. Wisata Budaya
    Memasukkan permainan tradisional sebagai bagian dari atraksi wisata budaya untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap warisan budaya, baik di kalangan wisatawan domestik maupun internasional.
  7. Program Ekstrakurikuler
    Mengintegrasikan permainan tradisional dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan pusat pengembangan anak untuk melatih motorik, kognitif, dan keterampilan sosial sekaligus melestarikan budaya.
Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *