Melestarikan Warisan: Tradisi Nyekar Tetap Hidup di Tengah Modernisasi

Tradisi nyekar atau ziarah kubur menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Banyumas. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan doa kepada para leluhur. Meski zaman terus berubah, tradisi nyekar tetap lestari dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Nyekar biasanya dilakukan pada hari-hari besar Islam seperti hari raya Idulfitri, Iduladha, atau pada hari-hari tertentu yang dianggap istimewa. Selain itu, tradisi nyekar juga dilaksanakan oleh orang yang hendak khitan atau hendak menikah. Masyarakat Banyumas akan mengunjungi makam keluarga untuk membersihkan area makam, menaburkan bunga, memanjatkan doa, dan juga meminta restu bagi orang yang hendak memiliki hajat.

Sumber: Internet

“Nyekar itu bukan sekadar mengunjungi kuburan, tapi juga sebagai momen untuk bersilaturahmi dan meminta doa restu,” ujar Eyang Kamari, seorang warga yang menjadi ‘tetua’ Desa Batuanten.

Selain itu, nyekar juga menjadi ajang silaturahmi antar keluarga. Anak-cucu yang merantau akan pulang kampung untuk nyekar bersama-sama. Selain mempererat tali silaturahmi, juga menjaga kelangsungan tradisi. Sehingga tradisi nyekar tetap lestari meskipun zaman telah berubah.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *