Salah satu desa di Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, yang terkenal sebagai pusat kerajinan genteng, yaitu Desa Pancasan. Desa ini menyimpan sejarah panjang yang menghubungkan tradisi dan kreativitas dalam menghasilkan produk berkualitas. Menurut data penelitian, sekitar 70% masyarakat Pancasan bermatapencaharian sebagai pengrajin genteng. Kerajinan genteng di Desa Pancasan telah ada sejak tahun 1943-an dan tetap eksis hingga saat ini. Keahlian ini diwariskan secara turun-temurun, menjadikan para pengrajin di desa ini sebagai penjaga tradisi yang sangat berharga. Dalam hal ini, genteng tidak sekadar berperan sebagai atap bangunan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya yang melekat pada arsitektur lokal.
Proses pembuatan genteng di Desa Pancasan bukanlah sesuatu yang instan, melainkan melalui berbagai tahapan yang memerlukan ketelatenan dan kerja keras. Genteng Pancasan terbuat dari tanah liat dan pasir hitam. Dalam proses produksi, langkah pertama adalah mengolah bongkahan tanah liat dengan pasir hitam menggunakan mesin molen. Mesin molen ini merupakan alat pengolahan bahan baku genteng untuk menghasilkan tanah liat olahan yang siap dicetak. Tanah liat tersebut sudah berbentuk kotak, kemudian dicetak menggunakan cetakan tradisional yang bernama pres atau gencetan sehingga setiap genteng memiliki ukuran dan ketebalan yang konsisten. Setelah dicetak, genteng dijemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering sebelum akhirnya dibakar dalam pawon besar. Teknik tradisional ini menjamin mutu dan kualitas genteng tetap terjaga. Selain itu, genteng Pancasan juga dikenal dengan bentuknya yang rajin dan kokoh sehingga menjadi pilihan favorit bagi masyarakat setempat maupun wilayah sekitarnya.
Genteng Pancasan tidak hanya memiliki satu model bentuk, namun ada beberapa macam model genteng lainnya. Macam-macam model genteng Pancasan, diantaranya, genteng bulat, genteng mantili, genteng marando, dan genteng papak. Masing-masing model tersebut memiliki keunikan tersendiri. Alat pengepresnya pun berbeda-beda tiap modelnya.
Kerajinan genteng memiliki dampak yang signifikan bagi perekonomian Desa Pancasan. Adanya industri genteng menjadikan terbukanya lapangan pekerjaan karena proses produksi dan distribusinya membutuhkan banyak tenaga kerja. Tak hanya soal ekonomi, keberadaan para pengrajin genteng ini berperan penting dalam pelestarian budaya. Dengan mempertahankan metode tradisional, mereka membantu menjaga identitas desa sebagai pusat kerajinan yang dihormati. Produk genteng yang khas dari Pancasan juga berfungsi sebagai pengingat akan warisan budaya yang ingin terus mereka pertahankan. Melalui kerja keras, keterampilan, dan kreativitas, para pengrajin genteng di Desa Pancasan terus menjaga tradisi berharga yang kaya akan nilai budaya dan ekonomi.