Mitoni atau tujuh bulanan adalah sebuah tradisi untuk memperingati usia kehamilan tujuh bulan. Kata mitoni berasal dari bahasa Jawa ‘pitu’ yang berarti tujuh. Tradisi ini dilakukan untuk meminta keberkahan serta keselamatan dari Tuhan untuk calon bayi yang berasa dalam kandungan dan Ibu si calon bayi.
Dalam upacara tradisi mitoni ini ada 9 tahapan upacara. Berikut penjelasan tentang 9 tahapan upacara tradisi mitoni yang dikutip dari Haibunda.
1. Sungkeman
Sungkeman menjadi tahap pertama dalam serangkaian upacara tradisi mitoni. Arti dari upacara sungkeman ini, yaitu memohon do’a restu supaya kehamilan dan proses persalinan berjalan dengan lancar tanpa suatu halangan apapun. Sungkeman ini dilakukan oleh calon Ibu kepada calon Ayah, kemudian dilanjutkan sungkeman oleh ccalon Ibu dan calon Ayah kepada kedua orang tuanya.
2. Siraman
Siraman adalah tahap memandikan calon Ibu. Tahap siraman ini dilakukan sebanyak 7 kali siraman, sesuai dengan arti kata mitoni, yaitu tujuh. Siraman sendiri mempunyai simbol pembersihan diri, baik fisik maupun jiwa. Tahap ini dilakukan dengan tujuan agar pada saat bayi lahir dalam keadaan suci.
3. Pecah Telur
Tahap ketiga dalam upacara tradisi mitoni, yaitu pecah telur. Pada tahap ini dilakukan oleh calon Ayah yang menempelkan sebuah telur ayam kampung ke dahi dan perut calon Ibu. Kemudian telur tersebut dipecahkan. Pada tahapan ini bermakna atar proses persalinan berjalan dengan lancar dan bayi lahir dengan keadaan sehat.
4. Memutus Janur
Tahapan keempat ini, yaitu memutus janur. Pada tahap ini janur diikatkan ke perut calon Ibu, kemudian diputuskan oleh calon Ayah. Sama seperti tahap pecah telur, pada tahap memutus janur dilakukan agar proses persalinan berjalan dengan lancar.
5. Brojolan
Brojolan adalah prosesi dengan menggunakan dua kelapa gading muda. Kelapa yang dipilih yaitu yang masih muda dan berwarna kuning, agar nantinya lebih mudah untuk dibelah, serta yang telah diukir tokoh pewayangan yakni Kamajaya dan Kamaratih. Tahapan ini dilakukan debgan harapan agar bayi dapat lahir tanpa kesulitan.
6. Pecah Kelapa
Tahapan pecah kelapa ini merupakan tahapan lanjutan dari tahap brojolan. Calon Ayah membanting kedua kelapa di area siraman. Tahapan ini dilakukan untuk memperkirakan jenis kelamin calon bayi. Apabila bagian yang pecah adalah bagian Kamajaya, maka diharapkan calon bayi yang akan lahir yaitu berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan, apabila bagian yang pecah adalah bagian Kamaratih, maka calon bayi yang akan lahir yakni berjenis kelamin perempuan.
7. Ganti Busana
Tahapan ini biasanya dilakukan setelah prosesi siraman. Calon Ibu akan mengeringkan badannya dan berganti pakaian. Pada tahap ganti busana ini dilakukan dengan menggunakan 7 jenis kain yang melambangkan 7 bulan dan harapan pada calon bayi.
8. Menjual Cendol dan Rujak
Tahapan selanjutnya, yaitu berjualan cendol dan rujak yang dilakukan oleh calon Ibu dan calon Ayah. Calon Ayah akan memayungi calon Ibu saat sedang berjualan. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan agar nantinya ada usaha yang dilakukan oleh calon kedua orang tua dalam memenuhi kebutuhan calon bayi.
9. Potong Tumpeng
Potong tumpeng menjadi tahapan terakhir dalam ucapan tradisi mitoni. Tahaoan ini dilakukan dengan memotong tumpeng berisi nasi dengan enam tumpeng disekelilingnya. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengucap syukur dan harapan terbaik untuk calon bayi yang akan lahir.
Inilah 9 tahapan dalam upacara tradisi mitoni. Tradisi mitoni bukan hanya sekedar ritual atau upacara, tetapi merupakan simbol harapan dari kedua orang tua dan keluarga untuk calon bayi yang akan dilahirkan. Mari terus mengenal budaya yang ada di sekitar kita dan lestarikanlah!