Nyalakan Obor Tradisi: Perjalanan Aprit Supriyadi di Dunia Kesenian Tradisional

Di balik semaraknya berbagai pementasan seni tradisional di Banyumas, terdapat seorang tokoh yang mendedikasikan hidupnya demi menjaga seni tradisi Banyumas tetap hidup, beliau bernama Pak Aprit Supriyadi. Beliau lahir pada tanggal 12 September 1964 di Semarang. Meski berasal dari Semarang, Pak Aprit menetap di Banyumas sejak 1993. Kini nama Pak Aprit dikenal luas sebagai pelaku dan pekerja seni tradisional yang penuh semangat.

Kecintaannya pada dunia seni sudah tumbuh sejak kecil. Beliau mulai belajar dan menekuni seni tari sejak kelas 3 SD, dan pada kelas 5 SD sudah ikut tampil dalam pertunjukkan wayang orang di Semarang. Kemudian perjalanannya berlanjut sampai ke Yogyakarta, di sana ia aktif tampil di acara televisi sebagai penari dan pemain wayang orang.

Menguasai Beragam Cabang Seni

Pak Aprit dikenal sebagai seniman serba bisa. Selain menari dan bermain dalam pertunjukan wayang orang, ia juga menguasai beberapa seni tradiaional lainnya seperti kethoprak, begalan, cucuk lampah, hingga seni tata rias tokoh khas Banyumas, Bawor. Saat ini, ia membina dua sanggar seni yaitu Sekar Endah dan Cakra Budaya (Waket – Wayang Orang dan Kethoprak), serta menjadi koordinator wayang orang.

sumber: dokumentasi Aprit Supriyadi

Keahliannya tidak diperoleh dari pendidikan formal, melainkan dari pengalaman di lapangan dan kesungguhannya. Ia bahkan pernah menjalani berbagai pekerjaan serabutan sebelum dikenal sebagai seniman, mulai dari tukang angkat kayu dan pengawas peternakan. Namun, minatnya terhadap seni selalu membawa ia kembali pada panggung budaya.

Prinsip Hidup Pak Aprit

Pak Aprit mempunyai prinsip hidup yang berbunyi “Sak dowo-dowone benang, esih dowo lambe”, yang menggambarkan cepatnya cerita menyebar dari mulut ke mulut. Itulah yang membuat dirinya dikenal luas, bahkan tanpa promosi besar-besaran.

Salah satu tradisi yang beliau populerkan adalah begalan, seni tradisional yang biasanya terdapat dalam pernikahan adat di Banyumas. Meski bukan asli Banyumas, begalan versi Pak Aprit lebih dikenal oleh masyarakat daripada begalan versi seniman asli dari Banyumas. Hal ini karena beliau tidak sekadar melestarikan, tetapi juga mengembangkan dan mengemasnya dengan kreatif.

“Seniman itu harus rajin dan kreatif. Ambil yang baik lalu kembangkan sendiri,” ujar Pak Aprit, Senin (01/09/2025).

Tantangan yang Dihadapi Pak Aprit

Pak Aprit tak ingin perjuangannya berhenti pada dirinya. ia berharap generasi muda bisa ikut terlibat dalam pelestarian seni tradisi. Menurutnya, penting bagi pemerintah dan masyarakat memberi ruang bagi anak-anak muda agar dapat berkembang dalam dunia seni. Meski demikian, ia menyadari bahwa seniman tak bisa bergerak sendiri. Kurangnya perhatian dari pemerintah dan lembaga formal menjadi hambatan. ia menegaskan bahwa masyarakat sebenarnya antusias terhadap budaya, asalkan dikemas dengan baik dan disampaikan oleh pelaku yang tepat.

Dengan rekam jejak yang panjang dan semangat yang terus menyala, Pak Aprit menjadi figur penting dalam dunia seni tradisional Banyumas. Di balik kemeriahan pentas, tersimpan perjuangan panjang dan konsistensi seorang seniman yang tidak kenal lelah menjaga tradisi tetap ada.

Editor: Tsabita Naila Shahwa

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *