Sumber : foto google
Kesenian Ebeg adalah salah satu pertunjukan yang merupakan bagian dari kebudayaan jawa kesenian ebeg berkembang di daerah jawa tengah khususnya wilayah Banyumas, Purbalingga, dan Kebumen. Kesenian Ebeg termasuk dalam seni tradisional yang bercerita tentang kesatria yang berlatih perang. Seni ini merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya lokal yang memiliki makna yang sangat dalam.
Ebeg merupakan bentuk kesenian tari daerah Banyumasan yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan kepalanya diberi ijuk sebagai rambut. Seni ebeg sudah ada sejak zaman dahulu dan merupakan salah satu warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. tarian Ebeg di daerah Banyumas menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda.
tari ebeg biasanya dibawakan oleh 8 – 12 penari yang membawa boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambo selain kostum, atribut seperti topeng dan alat musik tradisional berupa kendang dan gong juga menjadi bagian penting dari pertunjukan Ebeg semua elemen ini bersatu membentuk sebuah karya seni yang memukau mata dan telinga penonton. tarian termasuk ebeg adalah kombinasi wiraga-wirama-wirasa yang penuh makna luhur, budaya tradisi luhur itu,memiliki peran dan fungsi yang sentral serta mendasar sebagai landasan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegaramakna dari tari ebeg itu sendiri adalah menggambarkan para prajurit perang menaiki kuda yang gagah dan berani.
Namun, seiring berjalannya waktu, ebeg menjadi lebih dikenal sebagai seni pertunjukan yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. pada masa lalu, ebeg hanya ditampilkan pada acara-acara kebesaran seperti pesta rakyat, pernikahan, dan prosesi upacara ada. makna dan cerita dalam pertunjukan ebeg, ebeg tidak hanya menjadi sebuah tontonan yang menghibur, tetapi juga membawa pesan moral dan cerita tradisional