Cilacap, Jawa Tengah — Setiap tahun, masyarakat pesisir Cilacap menggelar tradisi Sedekah Laut, sebuah ritual yang telah dilestarikan turun-temurun oleh para nelayan. Acara ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah serta doa untuk keselamatan selama mencari nafkah di laut. Tradisi ini di gelar setiap tahun pada bulan Sura, tepatnya pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon, sesuai penanggalan Jawa.
Prosesi diawali dengan ziarah ke Pulau Majethi di Pantai Karang Bandung, di mana ketua adat memimpin doa permohonan agar tangkapan ikan melimpah. Selanjutnya, prosesi dilanjutkan di Pendopo Kabupaten Cilacap, dihadiri oleh pejabat dan tokoh nelayan, serta dimeriahkan dengan tarian tradisional.
Masyarakat membawa sesaji yang terdiri dari Jolen Tunggul dan jolen-jolen pengiring, yang kemudian arak-arakan meriah menuju ke Pantai Teluk Penyu. Setelah dinaikkan ke kapal nelayan yang dihias, sesaji dihanyutkan ke laut sebagai simbol syukur atas karunia Tuhan.
Tradisi ini tidak hanya mempererat tali persaudaraan dan gotong royong, tetapi juga menjadi sarana hiburan bagi masyarakat setempat dan pengunjung dari luar kota. Dengan melarung sesaji, masyarakat Cilacap menunjukkan komitmen mereka terhadap nilai-nilai budaya dan pentingnya bersyukur atas anugerah yang diterima.
Setiap tahun, acara Sedekah Laut menjadi momen penting yang menyatukan masyarakat, mengingatkan mereka akan makna dari rasa syukur yang terwujud dalam tindakan nyata. Tradisi ini menjadi bukti bahwa budaya lokal masih sangat dihargai dan dilestarikan oleh generasi penerus.