Menghirup Keasrian Kampoeng Kopi Sugara

Purwokerto—Matahari bersinar begitu cerah di hari minggu saat saya mengedipkan mata dan terbangun dari bunga tidur. Mobil melaju dan bergoyang saat berkelok di jalan sederhana yang dikepung oleh pepohonan rindang. Begitu mobil berbelok ke arah kiri, saya melihat pintu kayu raksasa berdiri kokoh, namun ramah saat menyambut tamu yang datang. Pemandangan dan tema pedesaan yang ditawarkan oleh Kampoeng Kopi Sugara terasa begitu saya menjejakkan kaki melewati pintu gerbang. Suasananya asri dan adem, menangkap suasana tenang dan sejuk yang biasa dirasakan saat berada di pedesaan.

Pramusaji yang datang ke meja kami menceritakan bagaimana Kampoeng Kopi Sugara berdiri saat ditanyai oleh pengunjung. Kampoeng Kopi yang asri ini ini dibangun di depan sebuah kebun kopi milik Haji Gondrong. Saya sedikit tertarik begitu sang Pramusaji berkata bahwa mereka biasanya melakukan open trip saat musim panen berlangsung. Sayangnya, open trip sudah dibuka bulan lalu dan saya tak berkesempatan untuk menjelajah kebun kopi yang dimaksud.

Saya melangkahkan kaki untuk menelusuri kedai kopi seluas tujuh hektar yang berlokasi di Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap itu dengan perasaan takjub. Burung Bangau Marabou berbulu hitam bertengger di pulau kecil di tengah kolam pemancingan tampak bergeming memejamkan matanya, seakan tak terganggu dengan percakapan manusia disekitarnya.

Sumber: Dokumen Pribadi.

Setelah puas setelah meninggalkan jejak di tempat itu, saya kembali ke gubuk kami untuk beristirahat melewati area latihan memanah, play ground, dan melewati sungai kecil berair jernih dengan bebatuan sebagai platform untuk jembatan. Rasa kagum tak henti-hentinya merembes dalam dada melihat pemandangan alam di kedai kopi itu.

Siang itu, suasana Kampoeng Kopi Sugara menyambut dengan nyaman—dari semilir angin, aroma kopi yang lembut, hingga senyum hangat para pelayan. Sebagai pengunjung, rasanya pengalaman sederhana ini sudah lebih dari cukup untuk membuat hati merasa hangat.

Sumber: Dokumen Pribadi

Di balik temaram lampu kuning dan aroma kopi yang menenangkan, Kampoeng Kopi Sugara seakan menjadi ruang kecil tempat waktu berjalan lebih pelan. Suasana hangat yang tercipta dari dekorasi kayu, alunan musik pelan, dan keramahan pramusajinya membuat pengunjung betah berlama-lama. Kampoeng Kopi Sugara bukan sekadar tempat menikmati kopi, tetapi tempat kembali pada suasana yang akrab dan menenangkan.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *