PURWOKERTO – Menara Pandang Teratai, dengan desain arsitekturnya yang unik dan futuristik, tak hanya menjadi landmark baru di Purwokerto, namun juga menjadi sebuah kanvas kosong yang siap diisi oleh para seniman kontemporer. Bangunan menara yang menjulang tinggi, garis-garis tegas, serta jendela-jendela besar yang menawarkan panorama kota yang luas, menciptakan suasana yang menginspirasi bagi para seniman.
Menara teratai memiliki ketinggian 117 meter. Dalam pembangunannya, desain arsitektur menara mengalami beberapa kali perubahan. Awalnya puncak menara di desain berbentuk kubah. Namun, atas usulan dari sastrawan Ahmad Tohari desain kubah diubah menjadi bentuk bunga teratai. Menurutnya puncak menara berbentuk mahkota bunga teratai memiliki filosofi dari Dwipa Semarang dengan pembagian menara menjadi tiga tingkatan, yakni tingkat bawah, tingkat tengah, dan tingkat atas. Tingkat bawah berada di lantai dasar bawah yang menyimbolkan hubungan dengan manusia, tingkat tengah berada di lantai satu dan dua yang menyimbolkan hubungan dengan alam, dan tingkat atas berada di lantai tiga dan empat yang menyimbolkan hubungan denga Tuhan.
Berbagai sudut di dalam dan di luar menara dapat dimanfaatkan sebagai ruang pameran, instalasi seni, atau bahkan pertunjukan multimedia. Dinding-dinding putih yang bersih menjadi latar belakang sempurna untuk memamerkan karya-karya seni rupa, sementara ruang terbuka di puncak menara dapat digunakan untuk instalasi seni yang interaktif atau pertunjukan cahaya.
Dengan potensi yang begitu besar, Menara Teratai diharapkan dapat menjadi pusat perkembangan seni kontemporer di Purwokerto dan sekitarnya. Kolaborasi antara pemerintah daerah, seniman lokal, dan kurator diharapkan dapat menghasilkan program-program yang menarik dan inovatif, sehingga menara ini selalu menjadi destinasi yang menarik bagi para pencinta seni.