Transaksi non-tunai atau cashless society semakin mengakar kuat di kalangan Generasi Z, terutama dengan adanya perkembangan teknologi digital. Banyak dari Gen Z yang merasa lebih nyaman dan tenang melakukan pembayaran secara cashless. Munculnya dompet digital seperti Dana, QRIS, Shopeepay, dan M-banking semakin mendukung budaya cashless Society. Hanya dengan menggunakan smartphone di tangan, pembayaran selesai dengan mudah dan cepat. Hal ini terlihat dari percakapan di platform media sosial X, di mana sejumlah pengguna menyuarakan preferensi mereka terkait pembayaran digital.
Pada tanggal 16 Oktober 2024, seorang pengguna dengan akun @Saffaane menuliskan cuitan yang mencerminkan kenyamanan Gen Z dengan pembayaran cashless “Gen Z bisa hidup tenang, asalkan segala sesuatunya serba cashless.” Hal ini mencerminkan betapa pentingnya teknologi pembayaran digital bagi keseharian generasi muda. Cuitan ini kemudian dibalas oleh akun @Zapeach_ “wakkakaka Hidup cashless!” Seolah-olah mendukung bahwa metode ini adalah pilihan yang memudahkan hidup sehari-hari. Namun, tidak semua pengguna setuju bahwa cashless selalu lebih baik.
Dalam sebuah diskusi di akun menfess @tanyakanrl pada tanggal 20 Oktober 2024, seseorang menanyakan, “Lebih suka bayar pake cash atau cashless?” Banyak yang memberikan tanggapan dengan beragam alasan. @origoami merespons dengan mengatakan, “Jujur gua orangnya cashless… tapi tetep punya pegangan, takutnya ada yang gabisa pake QR.” Tanggapan ini menunjukkan bahwa meskipun cashless praktis, memiliki uang tunai sebagai cadangan masih dianggap penting bagi beberapa orang, mengantisipasi situasi di mana pembayaran digital tidak didukung.

Cashless Society seolah menjadi gaya hidup baru dikalangan Gen Z. Namun, ternyata tidak semua Gen-Z menerapkan gaya hidup cashless Society, beberapa mengaku lebih nyaman menggunakan uang tunai. @monvngis, dalam cuitannya pada 20 Oktober 2024, mengungkapkan bahwa ia lebih memilih cash “Jujur, cash. Karena gue sering jajan dan ngatur limitnya kalo pake cash itu lebih gampang.” Bagi mereka yang lebih memilih uang tunai, alasan utamanya adalah kemudahan dalam mengontrol pengeluaran dan menghindari gaya hidup konsumtif yang bisa dipicu oleh kemudahan transaksi cashless.
Fenomena ini juga didukung oleh pernyataan akun @udhcukupyak pada 24 Oktober 2024, yang merasa bahwa cashless dapat membuat uang cepat habis tanpa disadari: “Akhir-akhir ini sering cashless tp tetep lebih suka cash, duit berasa lebih cepat abis kalo pake cashless takut tiba-tiba kosong kalo keseringan.” Cuitan ini menggambarkan kekhawatiran banyak orang, terutama Gen Z, bahwa kemudahan dalam pembayaran digital bisa membuat pengeluaran lebih sulit dikendalikan dan lebih cepat habis.
Cashless society telah menjadi bagian dari budaya Gen Z. Banyak dari mereka menikmati kemudahan yang ditawarkan oleh metode pembayaran ini. Namun, tantangan seperti gaya hidup konsumtif dan kesulitan dalam mengontrol pengeluaran menjadi perhatian yang semakin nyata di kalangan pengguna cashless. Sementara teknologi terus berkembang, kesadaran dan kemampuan untuk mengelola keuangan secara bijak menjadi hal yang sangat penting, agar manfaat cashless society dapat dirasakan sepenuhnya tanpa mengorbankan stabilitas keuangan pribadi.
Untuk saat ini, cashless society terus berkembang dan mendominasi kehidupan Gen Z. Namun, di tengah kemudahan ini, mereka yang lebih memilih uang tunai tetap merasa bahwa ada kendali yang lebih baik dalam pengelolaan keuangan harian mereka.