Di era digital ini, Gen Z semakin menunjukkan minat yang besar terhadap kegiatan DIY (Do It Yourself) sebagai sarana untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Dengan akses mudah ke berbagai tutorial dan inspirasi di platform seperti YouTube dan Instagram, generasi ini dapat menciptakan barang unik yang mencerminkan kepribadian mereka. Kegiatan DIY tidak hanya menjadi tren, tetapi juga alat untuk mengembangkan keterampilan dan menyalurkan ide-ide kreatif.
Salah satu alasan mengapa DIY begitu populer di kalangan Gen Z adalah kemampuannya untuk menghemat biaya. Alih-alih membeli barang-barang baru, banyak yang memilih untuk membuat sendiri, mulai dari dekorasi rumah hingga fashion. Dengan memanfaatkan bahan daur ulang dan alat sederhana, mereka dapat menghasilkan produk yang tidak hanya ekonomis tetapi juga ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan kesadaran Gen Z akan pentingnya keberlanjutan.

Sumber foto: instagram.com/alfialifia_
Selain aspek ekonomi, kegiatan DIY juga memberikan kepuasan pribadi yang mendalam. Proses menciptakan sesuatu dari awal dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan momen meditasi yang menenangkan. Banyak Gen Z melaporkan bahwa aktivitas kreatif seperti ini membantu meredakan stres dan meningkatkan kesehatan mental. Dengan berbagi hasil karya di media sosial, mereka juga dapat terhubung dengan komunitas kreatif yang saling mendukung.
DIY bukan hanya sekadar hobi, ini adalah cara bagi Gen Z untuk merayakan individualitas dan keberagaman. Dari membuat aksesori hingga merombak pakaian lama, kegiatan ini memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri secara autentik. Dengan menggabungkan kreativitas dan keberlanjutan, Gen Z menunjukkan bahwa DIY adalah lebih dari sekadar tren. Ini adalah gaya hidup yang reflektif dan bermakna.