Tren unik di kalangan anak muda saat ini menunjukkan adanya kecenderungan untuk menunda makan hanya karena rasa malas. Fenomena ini semakin sering terlihat di berbagai platform media sosial, terutama TikTok, di mana para remaja dan mahasiswa membagikan kebiasaan mereka yang lebih memilih menahan lapar daripada harus keluar kamar dan makan. Konten-konten seperti ini kemudian mendapatkan respons yang bervariasi, mulai dari komentar yang menganggapnya sebagai lelucon hingga ungkapan setuju yang memperlihatkan banyak orang lain merasa relate dengan hal tersebut.
Menurut teori “comfort zone” dari psikologi sosial, manusia cenderung memilih untuk tetap berada dalam keadaan yang nyaman dan familiar. Anak muda yang menunda makan cenderung memilih untuk tetap di tempat yang sudah nyaman, seperti kamar tidur mereka, daripada harus melakukan aktivitas yang dianggap merepotkan seperti menyiapkan atau membeli makanan. Selain itu, kebiasaan ini mencerminkan pola hidup sedentari yang semakin berkembang di kalangan generasi muda, di mana kenyamanan lebih diutamakan daripada kebutuhan dasar seperti makan.
Salah satu aspek yang menarik dari fenomena ini adalah bagaimana perilaku tersebut dipamerkan di media sosial. Banyak anak muda dengan santai mengunggah video tentang “malas makan” sebagai bagian dari rutinitas harian mereka, seakan-akan mengajak orang lain untuk terlibat dalam normalisasi perilaku tersebut. Video-video ini sering mendapat ribuan hingga jutaan penonton, dengan kolom komentar yang penuh dengan respons setuju dan candaan yang memperlihatkan bahwa banyak yang mengalami hal serupa. Hal ini menunjukkan adanya pola kolektif di kalangan anak muda yang tidak hanya merasa nyaman dengan kebiasaan tersebut, tetapi juga melihatnya sebagai sesuatu yang bisa dibagikan secara terbuka dan diterima oleh komunitas online mereka.
Fenomena ini memberikan gambaran bahwa media sosial memainkan peran penting dalam membentuk dan memperkuat pola hidup anak muda. Dengan adanya normalisasi kebiasaan menunda makan, perilaku yang seharusnya kurang sehat ini bisa saja dianggap wajar dan menjadi tren baru di kalangan generasi muda. Meskipun terlihat ringan, kebiasaan seperti ini dapat berdampak buruk jika dilakukan terus-menerus, terutama dalam hal kesehatan fisik dan pola makan yang seimbang.
Kebiasaan menunda makan yang dipicu oleh rasa malas mungkin tampak sederhana, tetapi normalisasi di media sosial dapat memperkuat perilaku tersebut menjadi kebiasaan umum di kalangan anak muda. Fenomena ini menunjukkan perlunya perhatian terhadap pola hidup yang lebih sehat dan kesadaran akan pentingnya menjaga kebutuhan dasar, termasuk makan secara teratur.