Stress dan Cemas Kuliah Bukan Berarti Anxiety Disorder, Kenali Batasannya!

Sumber foto: stock.adobe.com

Mahasiswa sering merasakan stress dan cemas ketika kuliah. Tak jarang mahasiswa melakukan self-diagnosis, bahwa kecemasan yang dirasakannya merupakan gejala anxiety disorder. Cemas dan stress yang dirasakan oleh mahasiswa terjadi karena menghadapi tugas-tugas menumpuk, ujian yang semakin dekat, dan tekanan sosial di kampus. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua bentuk kecemasan atau stres adalah tanda gangguan mental seperti anxiety disorder.

Cemas dan stress yang dialami oleh mahasiswa merupakan hal yang wajar. Karena hal tersebut merupakan respon alami ketika seseorang menghadapi situasi yang penuh tekanan. Rasa cemas dan stress saling berkaitan, karena cemas akan hilang ketika situasi stress sudah berlalu.

Apa itu anxiety disorder?

Berbeda dengan kecemasan normal, anxiety disorder atau gangguan kecemasan adalah kondisi mental yang lebih serius. Penderita gangguan ini biasanya merasakan kecemasan yang berlebihan, intens, dan berkepanjangan, bahkan tanpa pemicu yang jelas. Gejala gangguan kecemasan tersebut dapat meliputi:

  1. Kekhawatiran yang berlebihan dan sulit dikendalikan.
  2. Panik berlebihan di situasi-situasi tertentu.
  3. Masalah tidur yang kronis.
  4. Kesulitan berkonsentrasi.
  5. Tegang otot atau gejala fisik lain yang tidak dapat dijelaskan.
  6. Hindari kegiatan sosial atau akademik karena takut cemas

Perbedaan antara kecemasan normal dan anxiety disorder yang paling jelas adalah durasi dan intensitas. Kecemasan normal biasanya hilang setelah situasi pemicu (seperti ujian atau presentasi) selesai. Namun, pada anxiety disorder, kecemasan bisa bertahan dalam jangka waktu lama, bahkan tanpa pemicu yang jelas.

Untuk mengelola kecemasan normal, mahasiswa dapat mengatur waktu dengan baik, menjaga kesehatan fisik, istirahat yang cukup, dan dukungan sosial. Apabila seorang mahasiswa merasakan kecemasan atau rasa takut yang dialami terus mengganggu aktivitas sehari-hari, baik akademis maupun sosial, dan berlangsung selama berminggu-minggu atau bulan, ini mungkin tanda bahwa seseorang mengalami gangguan kecemasan (anxiety disorder)yang membutuhkan perhatian profesional.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *