Pola Makan Modern dan Krisis Kesehatan: Kajian Ahli Gizi tentang Makanan Ultra-Proses

Purwokerto — Makanan cepat saji kini bukan lagi hal asing di kehidupan sehari-hari. Kemudahan mendapatkannya membuat banyak orang mengabaikan risiko kesehatan di baliknya. Seorang ahli gizi Era Yunianingsih, S.Tr.Gz., menilai kebiasaan mengonsumsi makanan ultra-proses (ultra-processed food) kini menjadi ancaman baru bagi pola makan masyarakat modern.


“Makanan ultra-proses adalah produk pangan yang diproses berulang dengan penambahan bahan buatan seperti pewarna, pemanis, dan pengawet,” ujarnya. Ia menambahkan, bahan utama produk semacam itu biasanya telah mengurangi kandungan gizi dan bentuk aslinya.


Fenomena meningkatnya konsumsi makanan industri kini meluas hingga ke pedesaan. Jika dahulu produk seperti ini hanya mudah ditemukan di kota besar, kini masyarakat desa pun bisa memesan dengan mudah melalui layanan daring. “Sekarang semuanya bisa dikirim langsung lewat aplikasi. Itulah sebabnya kebiasaan makan instan makin sulit dikendalikan,” tuturnya.


Kelompok usia muda tercatat sebagai konsumen paling dominan. Gaya hidup serba cepat, aktivitas padat, dan minimnya waktu memasak membuat mereka lebih memilih makanan instan dibanding makanan rumahan.


Ahli gizi menilai, kebiasaan ini perlu diwaspadai karena proses pengolahan berulang mengurangi kualitas nutrisi dan meningkatkan risiko penyakit kronis. “Bahan pengawet yang digunakan dalam makanan ultra-proses dapat memicu gangguan kesehatan jangka panjang seperti kanker,” tuturnya.


Sebagai solusi, masyarakat diimbau untuk mulai membatasi konsumsi produk kemasan dan memperbanyak makanan segar. Edukasi gizi serta kegiatan memasak bersama dinilai efektif menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya makanan sehat.


Contoh makanan ultra-proses yang umum dikonsumsi antara lain mie instan, frozen food, sosis, dan bakso. Meski praktis dan ekonomis, masyarakat diingatkan untuk tidak menjadikannya sebagai menu utama agar keseimbangan gizi tetap terjaga.

Editor : Khoerunnisa Al Jauziah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *