Bertahan di tengah jajanan modern, tahu brontak masih jadi primadona

(Foto: dokumentasi pribadi)

Sokaraja – Di tengah maraknya pilihan camilan modern, tahu isi atau yang akrab disebut tahu brontak masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Camilan ini dapat dijumpai di Desa Karangrau, Kecamatan Sokaraja, di mana seorang penjual menyajikan gorengan legendaris ini.

Warisah mengaku memilih usaha ini karena bahan baku mudah didapat dan peminatnya banyak. “Tahu brontak itu gurih, renyah, dan mengenyangkan. Modalnya juga tidak terlalu besar, tapi hasilnya bisa membantu ekonomi keluarga,” ujarnya.

Proses pembuatan tahu brontak dilakukan dengan melubangi tahu, lalu mengisinya dengan tumisan sayur kol, wortel, daun bawang dan racikan bumbu yang menjadi pelengkapnya. Selanjutnya tahu dicelup  ke adonan tepung dan digoreng hingga berwarna coklat keemasan. Setelah ditiriskan, tahu brontak siap disajikan.

Menurut Warisah, tahu brontak tetap populer karena bisa disantap kapan saja, baik sebagai teman makan nasi maupun sekadar camilan sore. “Saya selalu pakai bahan segar. Soal persaingan, saya tidak terlalu khawatir, karena rezeki sudah ada yang mengatur.  Terpenting rasa dan pelayanan tetap dijaga agar pelanggan tetap membeli dagangan saya,” ujarnya.

Karti, seorang warga Karangrau, mengaku sering membeli dagangan Warisah. “Saya suka karena kulitnya renyah dan isinya banyak. Harganya juga murah satu biji Rp 1.500, jadi bisa beli banyak buat keluarga. Kalau ada tamu, tahu brontak juga cocok dihidangkan dengan teh hangat, ” ungkapnya.

Warisah berjualan di tepi jalan utama Desa Karangrau. Lokasi itu dipilih karena strategis dan ramai orang lewat. “Saya buka dari jam dua belas siang sampai tujuh malam. Pelanggannya beragam, ada anak sekolah, pekerja, sampai ibu-ibu rumah tangga,” katanya.

Kedepannya Warisah berharap usaha kecilnya dapat berkembang lebih luas. “Harapan saya bisa punya cabang usaha gorengan tahu brontak ini,” pungkasnya dengan senyum.

Meski sederhana, tahu brontak tetap bertahan di tengah banyaknya jajanan modern. Camilan ini tidak hanya akrab di lidah masyarakat tetapi juga menjadi bagian dari identitas kuliner Banyumas yang tetap hidup mengikuti perkembangan zaman.

Editor: Hestina Novesima

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *