Purwokerto, 9 September 2025 – Di tengah hiruk pikuk kesibukan malam kota Purwokerto, sebuah gerobak nasi goreng sederhana telah menjadi saksi bisu perjalanan kuliner selama satu dekade. Sejak tahun 2015, Nasi Goreng Gajah Mungkur yang berada di Jalan Gunung Muria, Grendeng tidak pernah sepi pelanggan.
Setiap malam, lapak ini selalu menjadi favorit bagi pecinta kuliner yang mencari santapan murah meriah dengan kisaran harga Rp. 15.000 rupiah. Sejak pukul tujuh malam hingga pukul satu dini hari, Mas Tyan sang juru masak, selalu konsisten menyajikan hidangan yang menjadi favorit para akademisi muda. “Pelanggan disini kebanyakan dari kalangan mahasiswa,” ujarnya saat ditemui di sela-sela kesibukan melayani pelanggan.
Meskipun menu yang menjadi best-seller di sini adalah nasi goreng, ia juga menawarkan variasi menu lainnya seperti kwetiau dan mie goreng untuk memuaskan selera pelanggan yang beragam. Namun, sang primadona tetaplah nasi goreng yang melegenda.
Banyak yang mengira karena berlokasi di Purwokerto, cita rasa nasi goreng buatan Mas Tyan akan cenderung manis-gurih khas Banyumas. Namun, ia menampik anggapan tersebut dan mengungkapkan identitas dari cita rasa yang sebenarnya. “Nasi goreng di sini cenderung memiliki rasa yang gurih dibandingkan rasa manis,” tegasnya.
Cita rasa gurih ini ternyata berasal dari resep yang dibawa oleh Mas Tyan dari perantauan, bukan resep turun-temurun dari daerah asalnya. “Dulu saya ikut tetangga waktu masih di Jakarta, jadi resepnya mengikuti waktu di Jakarta,” ceritanya, menjelaskan asal-usul cita rasa unik masakannya.
Kecepatan dan konsistensi rasa di setiap piring yang ia sajikan sering kali membuat para pelanggan berdecak kagum. Menurutnya, ada dua elemen yang menjadi kunci di balik kemahirannya dalam memasak. “Caranya ada di pengaturan api sama wajannya yang harus mendukung,” bebernya.
Beberapa pelanggan yang merasa puas akan pelayanan dan rasa yang disajikan dalam nasi goreng buatan Mas Tyan turut memberikan testimoni mereka terhadap nasi goreng ini. “Saya suka nasi goreng di sini karena rasanya gurih dan tidak terlalu manis, pas banget buat lidah mahasiswa yang doyan makanan cepat saji tapi enak,” ujar zahra. “Selain rasanya enak, pelayanannya cepat jadi cocok buat kami yang sering buru-buru,” Dita menambahkan.
Nasi Goreng Gajah Mungkur terus menjadi destinasi kuliner yang mewakili kehangatan dan kekeluargaan di tengah kesibukan malam Purwokerto. Dengan rasa yang autentik dan harga yang ramah di kantong mahasiswa, tempat ini bukan hanya memuaskan selera tetapi juga menumbuhkan kenangan manis bagi setiap pelanggan yang datang. Konsistensi dan kecepatan pelayanan menjadi bukti nyata dari dedikasi sang juru masak.
Editor : Dhia Salsabila Febriyana