Kerupuk Mireng: Oleh-oleh Tradisional Khas Desa Kedungwringin yang Tak Lekang oleh Zaman

#kerupukmireng #kedungwringin #jatilawang

Jatilawang– Mireng merupakan salah satu oleh-oleh khas Desa Kedungwringin, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas. Mireng terbuat dari tepung tapioka, bentuknya bulat lonjong dan berwarna kuningĀ  penyajiannya dengan cara digoreng. Produksi mireng di lakukan dalam skala usaha rumah tangga. Satu rumah produksi bisa mempekerjakan empat orang tenaga kerja. Pembuatan mireng bisa dilakukan setiap hari jika cuaca sedang panas.

Bahan baku mireng berupa tepung tapioka. Ada dua jenis tepung tapioka yang dipakai yaitu tepung tapioka kasar dan tepung tapioka halus. Dua macam tepung tapioka tersebut dicampur, lalu ditambah bumbu berupa ketumbar, bawang dan garam serta penyedap rasa. Proses pembuatannya yaitu dengan mencampurkan tepung tapioka kasar dan halus dan ditaruh di atas meja, lalu di kasih air mendidih dan bumbu secukupnya. Aduk bahan mireng dan bumbu hingga tercampur merata dan kalis. Tambahkan pewarna makanan warna kuning, lalu diaduk, setelah diaduk bentuk adonan mireng dengan panjang 40 cm dan bulat 10 cm. Pencetakan menjadi bentuk mireng masih dengan cara manual. Hasil cetakan mireng yang masih basah dikukus sekitar 15 menit lalu dijemur sampai kurang lebih setengah hari. Setelah dijemur di atas papan terbuat dari bambu, mireng telah siap dikemas untuk dipasarkan. Pemasaran mireng bisa ke warung dan pasar, hingga luar daerah seperti Wonosobo, Cilacap bahkan ke ibu kota lewat jalur distribusi dan pemasaran yang cukup aman.

Mireng dipasarkan satu kg Rp 17.000,00 dan kemasan lain ada yang dijual Rp 25.000,00 satu kg. Mireng ukuran besar biasanya dibuat untuk pesanan khusus. Sedangkan untuk pemasaran umum mireng ukuran kecil. Analisis usaha mireng biaya produksi terbilang mahal ongkos tenaga kerja. Empat orang tenaga harian upahnya mencapai Rp 305.000,00. Kayu bakar dan biaya makan empat tenaga kerja sehari habis Rp 250.000,00. Bahan baku sekitar Rp 1.000.000,00. Belanja bumbu sehari Rp 130.000,00 dan pengemasan sehari sekitar Rp 30.000,00. Biaya produksi per hari total Rp 1.715.000,00. Dengan harga jual Rp 25.000,00 per kilo dan produksi harian satu 100 kg maka hitung potensi untung usaha mireng sudah bisa diketahui. Dengan kapasitas produksi 100 kg didapat pemasukan Rp 2.500.000,00 Sementara pengeluaran bahan baku dan biaya produksi Rp 1.715.000,00 maka potensi untung harian kisaran Rp 785.000,00.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *