Kripik Tempe Super Rahayu Ibu Sagimin (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
CILACAP – Di tengah maraknya jajanan modern, keripik tempe tradisional asal Adipala justru tidak kehilangan penggemar. Keripik tempe Super Rahayu Ibu Sagimin tetap renyah di lidah penikmat dan laris hingga mancanegara.
Keripik tempe khas Adipala, Kabupaten Cilacap, masih menjadi favorit banyak orang. Dengan cita rasa gurih yang khas dan tekstur renyah, keripik tempe Super Rahayu Ibu Sagimin tidak hanya diminati oleh masyarakat lokal, tetapi juga kerap dibawa hingga ke luar negeri sebagai oleh-oleh.
Keripik tempe Super Rahayu berdiri sejak tahun 2005. Menurut pemiliknya, Sagimin, mengatakan bahwa keistimewaan produknya terletak pada pemilihan bahan baku. “Saya memilih tempe yang dibungkus daun. Kata pembeli, rasanya lebih gurih daripada tempe yang dibungkus plastik. Itu yang menjadi ciri khas keripik tempe Super Rahayu Ibu Sagimin,” jelasnya.
Proses pembuatan dilakukan secara tradisional. Tempe diiris tipis, dilumuri dengan adonan tepung berbumbu, kemudian digoreng hingga kering. “Meskipun hanya memiliki varian rasa original dari bumbu dapur tanpa varian lain, keripik ini tetap disukai karena kelezatan dan kerenyahannya yang awet meski telah disimpan beberapa hari,” tambahnya.
Selain keripik tipis yang menjadi favorit, keripik tempe Super Rahayu Ibu Sagimin juga memproduksi beberapa varian. Ada varian tugelan seharga Rp17.500, varian utuh seharga Rp15.000, serta varian kemasan blik (kaleng besar) seharga Rp130.000 yang cocok dijadikan oleh-oleh. Ragam varian ini memberikan sensasi yang berbeda bagi penikmatnya.
Produksi permintaan keripik tempe Super Rahayu meningkat pesat pada momen Lebaran, Tahun Baru, dan musim liburan. Menariknya, produk ini tidak dipasarkan secara online maupun di pasar tradisional. Namun, pembeli justru datang langsung ke rumah produksi di Adipala, Cilacap. “Bahkan ada pelanggan yang membawa sampai ke Amerika, Singapura, Malaysia, Jepang, dan Korea, sebagai oleh-oleh. Tapi kalau ekspor resmi masih proses,” ungkap Sagimin.
Bagi sebagian penikmat, keripik tempe bukan hanya makanan ringan. Menurut Sri Jamini, seorang pelanggan, keripik tempe sudah menjadi bagian dari tradisi kuliner masyarakat. “Keripik tempe bukan sekadar camilan melainkan bisa menjadi lauk, sekaligus oleh-oleh. Mungkin itulah yang membuat keripik tempe tetap digemari,” tutur Sri.
Dengan konsistensi menjaga kualitas dan cita rasa, Sagimin berharap produknya semakin dikenal luas. Ia juga berpesan kepada generasi muda untuk bangga melestarikan kuliner tradisional. “Jangan malu dengan makanan khas tradisional. Justru kita harus bangga, minimal dengan mencoba, membeli, atau belajar membuatnya,” ujarnya.
Dari dapur sederhana di Adipala, keripik tempe Super Rahayu Ibu Sagimin membuktikan bahwa kuliner tradisional mampu bertahan, melintasi generasi, bahkan menembus meja makan dunia.
Editor: Yusfi Shofiyatul Azmi