Dari Tugas Sekolah Jadi Cuan: Perjalanan Orel Membangun Bisnis Churros

Shifra Orelia (sumber: dokumen pribadi)

Purwokerto — Siapa sangka, tugas keterampilan di sekolah bisa menjadi titik awal sebuah bisnis. Itulah yang dialami Shifra Orelia, mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Berawal dari proyek kelas tata boga di MAN 2 Banyumas, ia kini memiliki usaha churros yang terus berkembang dan digemari berbagai kalangan.

“Dulu pas kelas 2 SMA, kami diminta bikin bisnis kecil. Kelompokku bikin churros dan zuppa soup. Setelah tugas selesai, aku kepikiran untuk lanjutin sendiri. Akhirnya aku bikin churros, jual ke teman-teman dan guru, dan ternyata laku terus sampai lulus,” kenangnya.

Wanita yang kini menempuh semester lima itu mulai mengembangkan bisnisnya dengan membuka outlet churros di depan rumah, tepatnya di Bancarkembar, tak lama setelah lulus SMA pada masa pandemi COVID-19. Harganya yang ramah kantong membuat usahanya diterima banyak kalangan. Satu porsi berisi tujuh churros dijual Rp15.000 dengan pilihan saus cokelat, tiramisu, dan green tea. Varian cokelat menjadi favorit pembeli.

Churros Akut (sumber: dokumen pribadi)

Bagi Orel, keunggulan utamanya ada di harga dan ketersediaan. “Kalau di kafe kan churros biasanya mahal. Aku bikin versi UMKM biar lebih terjangkau,” jelasnya. Selain outlet, ia juga rutin berjualan di Sunday Morning UMP setiap minggu. Kampusnya menyediakan lapak khusus mahasiswa yang ingin berwirausaha, maka kesempatan itu tidak ia lewatkan.

Meski pernah mencoba mempekerjakan karyawan part-time saat bulan Ramadan, Orel akhirnya memilih tetap mengelola sendiri usahanya. Konsistensi rasa menjadi alasannya. “Pernah ada yang komplen churros gosong. Sejak itu aku lebih hati-hati, pakai bahan yang sama, ditimbang pas, dan lebih baik stok saus kosong daripada ganti merek yang bikin rasa berubah,” katanya.

Pemasaran usahanya digarap serius. Orel memanfaatkan media sosial Instagram, TikTok, hingga WhatsApp, dengan akun khusus bernama @churrosakut. Ia juga aktif membuka stand di berbagai event, mulai dari ospek kampus, class meeting sekolah, hingga konser di GOR Satria. Dengan biaya sewa stand Rp200.000–Rp400.000, omzet yang ia peroleh cukup menjanjikan. Rata-rata, ia bisa mengantongi keuntungan bersih sekitar Rp130.000 per hari, atau Rp3,9 juta per bulan.

Menariknya, churros buatannya juga sudah bisa dipesan melalui layanan ShopeeFood dan GrabFood. Ia menyediakan churros berupa frozen food sehingga dapat dikirim secara online, bahkan pernah dikirim hingga Jakarta.

Meski bisnisnya berkembang pesat, Orel tetap menyimpan mimpi besar. Ia ingin membuka cabang hingga 10 cabang, mempekerjakan karyawan, dan suatu saat mendirikan kafe khusus churros. “Harapannya bisa lebih besar lagi, bukan cuma outlet kecil, tapi brand yang dikenal banyak orang,” ujarnya penuh optimisme.

Editor: Anindhiya Chatriana Fadhillah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *