Seblak Dawagung, Sajian Asin-Gurih Penantang Lidah Pecinta Pedas

Purbalingga – Aroma gurih dari perpaduan kuah pedas yang harum, Warung Seblak Dawagung milik Elisa Rahma Nur Nabila hadir sebagai salah satu kuliner favorit warga. Warung ini berdiri sejak 2021, pasca pandemi Covid-19. Berawal dari niat Elisa yang ingin beralih profesi dari karyawan pabrik ke dunia usaha kuliner, kini ia sukses menghidupi keluarga melalui hidangan seblak pedas gurih yang banyak dicari pelanggan.

“Inspirasi awalnya waktu saya main ke rumah keluarga suami di Tasikmalaya. Di sana saya coba seblak khas prasmanan yang unik. Dari situ saya kepikiran untuk jualan seblak di sini,” tutur Elisa sambil tersenyum. “Waktu itu saya langsung terpikir, seblak seperti ini pasti disukai banyak orang kalau dijual di sini,” kenangnya. Ia pun memutuskan menghadirkan cita rasa itu lewat warung kecilnya, yang diberi nama Seblak Dawagung sesuai nama desa suaminya, dipilih nama tersebut karena sebagai bentuk penghormatan pada desa asal suaminya yang menjadi saksi awal munculnya inspirasi tersebut sekaligus doa agar usahanya selalu kuat berakar.

Warung bernuansa merah-hitam ini menghadirkan seblak dengan cita rasa asin-gurih yang menonjol, berbeda dari seblak Bandung atau Jogja yang biasanya bercorak manis. Rahasia kelezatannya terletak pada bumbu racikan bawang merah, bawang putih, kencur, dan cabai kering yang direbus sebelum dihaluskan. Untuk memperkaya rasa, Elisa menambahkan kuah kaldu dari rebusan ceker ayam, kunyit, dan serai. Kombinasi itu membuat setiap suapan seblak Dawagung terasa hangat, pedas, dan beraroma harum yang menggugah selera.

Warung Seblak Dawagung (Sumber: Dokumen Pribadi)

Setiap hari, Warung Seblak Dawagung buka mulai pukul 10.00 hingga 18.00 WIB. Suasana biasanya mulai ramai menjelang sore, saat para pelajar pulang sekolah dan pekerja selesai beraktivitas. Dalam satu hari, rata-rata 60 hingga 100 porsi seblak ludes terjual dengan harga Rp10 ribu per porsi. Namun, menurut Elisa, angka itu bisa melonjak drastis di momen tertentu. “Dulu waktu Ramadan, seblak jadi menu buka puasa favorit. Sampai 250 porsi habis dalam sehari,” kenangnya, sambil tersenyum bangga.

Omzet rata-rata Seblak Dawagung kini menembus Rp15 juta per bulan. Namun, angka itu belum sepenuhnya bersih karena biaya bahan baku cukup besar. Hanya untuk cabai kering saja, Elisa bisa menghabiskan Rp450 ribu sekali belanja untuk kebutuhan empat hari. Belum lagi bahan lain seperti kerupuk, sayuran, hingga bumbu dapur yang harganya terus naik. “Banyak orang melihat omzetnya besar, padahal pengeluarannya juga tidak sedikit,” ujarnya. Untuk menjaga ritme produksi, Elisa menggandeng dua karyawan yang membantunya di dapur dan melayani pelanggan setiap hari.

Bagi Elisa, tantangan terbesar bukan hanya harga bahan baku yang naik-turun, melainkan persaingan dengan warung seblak lain yang terus bermunculan. Namun Elisa punya strategi sendiri, ia berusaha bertahan dengan cara sederhana namun konsisten: menjaga harga tetap terjangkau, memanfaatkan media sosial, serta melayani pesanan online lewat aplikasi. Langkah ini terbukti efektif mempertahankan pelanggan lama sekaligus menarik pembeli baru. “Kalau soal rasa, kembali lagi ke selera masing-masing. Tapi alhamdulillah banyak pelanggan yang tetap kembali ke sini meski sudah coba di tempat lain,” katanya.

Meski pernah terbesit keinginan membuka cabang, Elisa mengaku masih menunda karena khawatir tidak bisa mengontrol kualitas. Ia lebih memilih fokus mengembangkan warung utama. Bagi dirinya, seblak bukan hanya makanan, melainkan jalan untuk mandiri dan membuka lapangan kerja. “Pesan saya untuk anak muda, jangan takut memulai usaha. Lebih baik kita bisa menggaji orang lain daripada hanya mengandalkan gaji. Saya sendiri dulu karyawan, sekarang alhamdulillah bisa berdiri di usaha sendiri,” kata Elisa menutup percakapan.

Warung Seblak Dawagung beralamat di Jl. Raya Dawagung No.12, Desa Dawagung, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Editor: Luthfiyah Hanif Khairunnisa

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *