Serupa, tapi Tak Sama: Kuliner Tradisional Ketan Bintul vs Ketan Pencok

Dua jenis jajanan tradisional seperti ketan pencok dan ketan bintul ini terlihat serupa, namun memiliki ciri khas yang berbeda. Dilihat dari namanya, sudah dapat ditebak bahwa bahan dasar pembuatannya adalah beras ketan. Selain itu, keduanya sama-sama ditabur serundeng dan biasanya dibungkus dengan daun pisang. Lalu bagaimana dengan rasanya? Apa sih perbedaannya? Yuk, simak penjelasan berikut ini!

1. Ketan Bintul

Sumber: https://images.app.goo.gl/9HDKJSr2RPQTSWUV6

Ketan bintul adalah makanan khas tradisional Kota Serang yang menjadi sajian untuk buka puasa di bulan Ramadan. Kuliner khas ini banyak dijual oleh warga setempat dan menjadi buruan para pengunjung yang sengaja datang ke daerah tersebut untuk mencicipinya. tidak jarang pula ketan bintul dijumpai di pasar tradisional. Konon katanya, ketan bintul disukai oleh Sultan Maulana Hasanuddin dan sering dijadikan kudapan penjamu untuk para bangsawan. Untuk proses pembuatannya, ketan bintul dibuat dari bahan dasar ketan yang dikukus, lalu ditambah santan dan garam secukupnya. Setelah matang, ketan dipotong-potong dan disajikan di atas daun pisang. Ketan yang telah disusun di atas daun pisang tersebut selanjutnya ditaburi serundeng yang dibuat dari kelapa parut dengan campuran bawang putih, bawang merah, daun salam, lengkuas, garam, dan gula. Ketan bintul biasanya juga disajikan dengan lauk lain, seperti empal daging atau empal otot. Cita rasa ketan bintul cenderung memiliki rasa gurih dan kaya rempah. Hal ini karena ketan bintul disajikan dengan serundeng yang berbumbu rempah serta sering dipadukan dengan empal daging sehingga menghadirkan sensasi lezat yang lebih kompleks.

2. Ketan Pencok

Sumber: @warung_serabi_hijau_purwokerto

Berbeda dengan ketan bintul, ketan pencok adalah jajanan legendaris sejak tahun 1960 yang berasal dari Bumiayu, Brebes. Jajanan legendaris ini sering ditemukan di pasar tradisional ataupun di acara-acara hajatan sebagai hidangan. Makanan ini tidak hanya digemari oleh masyarakat setempat, tetapi juga menarik minat para wisatawan yang datang ke daerah tersebut. Ketan pencok dibuat dari beras ketan yang dimasak bersama santan, lalu disajikan dengan bumbu pencok yang terbuat dari kelapa parut dan gula merah. Perpaduan rasa manis dan gurihnya menciptakan cita rasa yang begitu lezat dan menggugah selera. Ketan pencok menawarkan kombinasi rasa manis dan gurih, berkat penggunaan kelapa parut dan gula merah dalam bumbu pencoknya. Tekstur dan rasa ketan pencok lebih ringan dan lembut dibandingkan ketan bintul sehingga lebih cocok dinikmati sebagai camilan atau hidangan sederhana.

Meskipun sekilas terlihat serupa, ketan bintul dan ketan pencok memiliki perbedaan yang cukup mencolok, baik dari segi rasa, asal daerah, maupun cara penyajiannya. Ketan bintul berasal dari Kota Serang dan lebih sering dinikmati saat bulan Ramadan sebagai menu buka puasa, dengan cita rasa gurih karena disajikan dengan serundeng berbumbu rempah dan biasanya dipadukan dengan empal daging. Sementara itu, ketan pencok berasal dari Bumiayu, Brebes, dan lebih sering ditemukan di pasar tradisional atau acara hajatan, dengan rasa manis dan gurih dari bumbu kelapa parut dan gula merah, menjadikannya lebih cocok sebagai camilan. Kedua kuliner tradisional ini tetap memiliki keunikan dan daya tariknya masing-masing, mencerminkan kekayaan cita rasa nusantara yang patut dilestarikan.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *