Usaha Kecil, Dampak Besar: Perjalanan 45 Tahun Ibu Iswen di Gumelar, Tlaga
Ibu Iswen adalah sosok pedagang mendoan di Gumelar, Tlaga Jambenom, yang telah menggeluti dunia usaha selama 45 tahun. Tidak hanya mengelola usaha mendoan, ia juga memiliki warung sembako yang melengkapi kebutuhan masyarakat setempat. Dengan pengalaman panjang tersebut, Ibu Iswen menjadi figur penting sekaligus inspirasi dalam komunitasnya, yang dikenal luas akan ketekunan dan kesederhanaannya dalam menjalankan usaha kecil.
Usaha warung sembako dan mendoan yang dijalankan oleh Ibu Iswen berjalan berdampingan dengan lancar. Warung sembako tersebut menyediakan berbagai kebutuhan pokok seperti beras, minyak, gula, dan bahan rumah tangga lainnya yang sangat dibutuhkan oleh warga sekitar. Di sisi lain, mendoan buatannya terkenal dengan cita rasa khas dan tekstur sempurna, menjadi pilihan camilan favorit masyarakat serta pengunjung pasar. Hal ini membuat warung sekaligus gerai mendoan miliknya ramai dikunjungi pembeli, terutama pada waktu-waktu sibuk seperti pagi hari dan sore menjelang malam.
Menurut Ibu Iswen, rahasia keberhasilan usahanya selama ini tidak hanya terletak pada kualitas produk yang dijual, tetapi juga pada pelayanan yang ramah dan kepercayaan yang dibangunnya dengan para pelanggan. Ia selalu berusaha menjaga hubungan baik, mendengarkan kebutuhan pembeli, serta berinovasi agar produknya sesuai dengan selera pasar yang terus berkembang. “Saya percaya bahwa kejujuran dan kerja keras adalah kunci utama untuk bisa bertahan di dunia usaha selama puluhan tahun,” ujar Ibu Iswen.
Selain itu, pengalaman Ibu Iswen selama 45 tahun juga membuatnya sangat memahami dinamika pasar tradisional, termasuk bagaimana mengelola stok barang, menghadapi fluktuasi harga, dan memenuhi permintaan pelanggan yang meningkat. Dengan adanya warung sembako, pelanggan menjadi lebih mudah memenuhi kebutuhan harian sekaligus menikmati camilan mendoan tanpa perlu berpindah tempat. Hal ini menjadikan warung Ibu Iswen sebagai pusat aktivitas ekonomi kecil di Gumelar, yang membantu mempererat hubungan sosial antarwarga.
Meski sudah puluhan tahun berdagang, semangat dan dedikasi Ibu Iswen tetap tinggi. Ia bangga bisa melestarikan makanan tradisional mendoan dan berharap bisa meneruskan usaha ini ke generasi berikutnya. Selain itu, Ibu Iswen juga berencana mengembangkan usahanya dengan menambah variasi produk dan meningkatkan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan yang terus bertambah dari waktu ke waktu.
Keberhasilan Ibu Iswen menjadi bukti bahwa usaha kecil dengan komitmen kuat dan pelayanan yang baik bisa bertahan dan berkembang hingga puluhan tahun. Usaha mendoan dan warung sembako miliknya kini bukan hanya sekadar ladang usaha, melainkan juga warisan budaya dan sumber kesejahteraan bagi keluarga serta masyarakat sekitar. Sebagai ibu rumah tangga sekaligus pengusaha, Ibu Iswen menunjukkan bagaimana keteguhan hati dan kerja keras dapat membuka peluang besar meskipun dimulai dari usaha yang sederhana.
Editor : Labibah Hanum Azahra