Stiker Bicara: Bagaimana Gen Z Menggunakan stiker untuk Menyampaikan Makna

Cilacap – Stiker, bukan lagi sekadar hiasan. Di dunia komunikasi digital Gen Z, stiker menjelma menjadi ‘bahasa’ baru yang super efisien, yang mampu mengubah cara mereka mengungkapkan makna dan niat tanpa perlu mengetik panjang lebar.

Bagi generasi digital ini, mengirim stiker seringkali lebih dipilih daripada mengetik ‘iya’, ‘oke’, atau ‘terima kasih’. Fenti (18), seorang Gen Z, mengakui bahwa efektivitas adalah alasan utamanya saat diwawancarai pada 15 November 2025.

“Begini, terkadang stiker itu lebih efektif untuk menyampaikan maksud daripada mengetik panjang lebar. Apalagi jika sedang terburu-buru, stiker sangat membantu. Selain itu, stiker juga bisa membuat obrolan menjadi santai,” ujar Fenti.

Secara linguistik, stiker ini memiliki makna dasar, namun dalam konteks Gen Z, makna itu sering bergeser ke ranah pragmatik (makna yang disesuaikan konteks dan tujuan komunikasi). Pergeseran ini melahirkan kode sosial yang hanya dipahami oleh kelompok pertemanan tertentu.

Fenti menceritakan bagaimana stiker digunakan untuk tujuan yang sama sekali tidak lucu, yaitu sarkasme atau sindiran.

“Biasanya saya pakai stiker yang gambarnya lucu, tapi buat nyindir teman yang nyebelin,” kata Fenti. “Misalnya, stiker hamster yang lagi senyum polos buat bilang ‘oke’ (padahal lagi kesal).

Selain untuk sindiran, stiker memainkan peran sebagai ‘penolong’ dalam percakapan, terutama saat Gen Z ingin mengakhiri obrolan tanpa terlihat canggung.

“Stiker jadi ‘penolong’ saya jika ingin mengakhiri chat,” ungkap Fenti. “Saya memilih menggunakan stiker karena tidak mau membalas pakai ketikan. Stiker itu cara cepat untuk bilang ‘selesai ya obrolannya’.”

Penggunaan stiker dengan teks, seperti ‘sabar’, juga memiliki fungsi ganda.

“Maknanya beda (tergantung lawan bicara). Ke pacar atau orang tua, ‘sabar’ biasanya menyarankan kesabaran. Tapi kalau dikirim ke teman yang lama balas chat, ‘sabar’ bisa jadi kode ‘cepat balas,” jelas Fenti, menegaskan bahwa konteks adalah segalanya.

Pada akhirnya, penggunaan stiker oleh Gen Z menegaskan bahwa komunikasi digital telah berubah. Stiker bukan lagi pelengkap, melainkan bahasa tubuh visual yang sangat efisien untuk menyampaikan sarkasme, mengakhiri obrolan, atau kode sosial yang hanya dimengerti kelompok mereka. Pergeseran ini menunjukkan Gen Z butuh cara berkomunikasi yang cepat. Oleh karena itu, stiker menjadi kunci penting untuk memahami bagaimana mereka berinteraksi sosial di era digital yang serba cepat.

Editor: Yasfika Afilia

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *