Literasi Digital Kurang: Banyak Pembeli Salah Menafsirkan Harga

Purwokerto-Di era digital saat ini, aktivitas belanja lebih mudah dan cepat melalui toko online. Pembeli disuguhkan dengan gambar, video detail produk, dan harga promo yang menarik dengan harga murah. Namun, banyak pembeli langsung percaya pada video promo atau banner harga murah tanpa terlebih dahulu mengecek detail produk.

Ketika ditelusuri lebih jauh, harga yang muncul di toko justru lebih tinggi atau tidak sesuai dari yang ditampilkan di awal video/foto. Fenomena ini menunjukkan bahwa literasi digital masyarakat dalam berbelanja online masih kurang dan perlu diperkuat. Ketidaksesuaian harga seperti ini banyak ditemukan di berbagai platform e-commerce maupun media sosial yang menampilkan konten promosi produk, terutama saat ada diskon atau promo flash sale. Biasanya, pembeli hanya melihat tulisan “mulai dari Rp20.000” atau “promo besar-besaran” tanpa meneliti apakah harga tersebut benar dengan produk yang ditampilkan, atau varian produk lain yang paling murah. Banyak pengguna yang terburu-buru mengklik dan langsung percaya pada harga yang tampil di video/foto. Kondisi tersebut membuat konsumen merasa kecewa atau tertipu karena informasi yang dilihat tidak sesuai kenyataan.

Rendahnya kemampuan mengevaluasi informasi digital menjadi salah satu penyebab utama. Seharusnya literasi digital membuat pembeli dapat membuat keputusan yang lebih baik karena mampu untuk mencari informasi, membandingkan, menganalisis produk sebelum dibeli. Sistem harga varian yang menampilkan angka terendah juga membuat banyak pembeli salah persepsi sejak awal. Situasi ini menunjukkan bahwa literasi digital tidak hanya penting untuk untuk kejelian membaca informasi sederhana seperti harga.

Seperti pengalaman salah satu pembeli yaitu Ibu Eti, “Tampilan e-commerce aneh. Pernah saya cari paket lengkap alat masak, terpampang harga di video Rp25.000 saya pikir murah dan akhirnya klik. Ternyata harganya jadi Rp50.000. Memang harus detail dan teliti membacanya, takutnya tertipu dengan harga yang ditampilkan ” ujarnya.

Fenomena ini menjadi pengingat bahwa literasi digital bukan hanya mengoperasikan aplikasi, tetapi kemampuan berpikir kritis dalam membaca informasi. Dengan lebih teliti memeriksa detail sebelum membeli, pembeli dapat berbelanja lebih aman dan tidak mudah terjebak oleh tampilan harga murah yang menggoda.

Editor:

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *