Anak, Bahasa, dan Kebenaran: Dunia Sunyi Salva “Di Tanah Lada”

Novel Di Tanah Lada

Bagi Salva (Ava), tokoh utama dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, bahasa itu seperti alat ajaib. Bukan sekadar belajar di kelas, tapi jadi senjata dan peta untuk menghadapi dunia yang penuh kebohongan dan kekerasan. Novel pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2014 ini menunjukkan bahwa belajar bahasa bisa menjadi cara anak untuk melindungi pikirannya.

Salva sering menghadapi masalah di rumah, dan perkataan orang dewasa di sekitarnya seringkali tidak jujur. Untungnya, ia punya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hadiah dari kakeknya. Kamus ini menjadi satu-satunya tempat yang selalu jujur. Setiap Salva mendengar kata, terutama yang terasa menyakitkan, ia segera mencari artinya di kamus. Ia ingin tahu, tulisan arti di kamus sama dengan kenyataan yang ia rasakan. Kalau tidak sama, ia tahu bahwa perkataan itu tidak benar. Bahkan orang dewasa sadar akan hal ini, seperti diungkapkan dalam dialog: “Kamu jangan bicara sembarangan di depan Ava… Dia bisa cari di kamus, Ri. Kamu kayak nggak kenal Ava,” tutur Mama.

Novel Di Tanah Lada
Sumber: dokumentasi pribadi N.N.S.

Salva sangat menyukai berbicara menggunakan bahasa baku. Orang lain menganggapnya aneh atau kaku, tapi bagi Salva, bahasa yang rapi itu menciptakan keteraturan dan logika di kepalanya. Di sinilah peran teori Vygotsky terlihat: katanya, bahasa adalah alat untuk mengatur pikiran.

Novel Di Tanah Lada juga memberi pelajaran tentang kejujuran. Salva menyadari bahwa tidak semua kebenaran ada di kamus, terutama kebenaran tentang perasaan atau perilaku manusia. Hal ini tecermin saat ia mengeluh kepada kakeknya: “Aku bilang ke Kakek Kia, sulit sekali menemukan kebenaran dalam kamus. Lalu, dia tampak sedih. Dan, kata Kakek Kia, “Lebih sulit lagi menemukannya di dunia nyata.””

Intinya, kisah Salva mengajarkan kita: belajar bahasa yang baik adalah cara untuk belajar berpikir jernih dan kritis. Novel ini mengingatkan kita bahwa mengajarkan anak untuk menguasai dan memahami bahasa secara jujur adalah kunci penting agar mereka bisa menganalisis dan tidak mudah dibohongi oleh dunia luar.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *