Kemampuan Berbahasa Baku Siswa Menurun, Guru Ajak Tingkatkan Melalui Kegiatan Kokurikuler

Purbalingga—Kemajuan teknologi membawa dampak besar bagi dunia pendidikan, termasuk dalam penggunaan bahasa di kalangan remaja. Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Bukateja, menilai bahwa kebiasaan siswa menggunakan bahasa gaul di media sosial membuat kemampuan mereka dalam berbahasa baku semakin menurun.

Menurut Restu, banyak siswa kini memiliki keterbatasan dalam perbendaharaan kosakata. Hal itu berpengaruh langsung pada keterampilan produktif, terutama dalam menulis teks Bahasa Indonesia.

“Siswa sekarang cenderung kesulitan mengembangkan gagasan. Mereka terbiasa dengan kalimat pendek, singkatan, dan bahasa tidak baku seperti yang sering mereka gunakan di media sosial,” ujar Restu pada Rabu (5/11/2025).

Restu menuturkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia seharusnya tidak terbatas di kelas bahasa saja. Bahasa dapat masuk ke semua bidang karena menjadi sarana berpikir, menulis, dan berkomunikasi dalam setiap proses pembelajaran.

“Misalnya, saat siswa melakukan praktikum kimia, hasil akhirnya saya minta mereka menulis teks artikel atau teks prosedur berdasarkan kegiatan itu,” jelas Restu.

Ia menerapkan kegiatan kokurikuler Kurikulum Merdeka, di mana siswa tidak hanya memahami isi pelajaran, tetapi juga mempraktikkan pembelajaran bahasa dalam konteks kehidupan nyata. Dengan mengaitkan pelajaran bahasa pada situasi yang relevan, siswa menjadi lebih mudah memahami struktur dan fungsi teks, sekaligus menyadari manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ini menegaskan bahwa pembelajaran bahasa tidak boleh berjalan sendiri terisolasi, tetapi harus terintegrasi dengan pengalaman belajar siswa dalam bidang sains, sosial, teknologi, dan lainnya.


Editor: Kuat Aldiyanto

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *