Purwokerto-Jumat pagi, Aula Bambang Lelono berubah menjadi lautan antusiasme. Sejak pukul delapan WIB, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia dari berbagai angkatan memenuhi ruangan untuk mengikuti kuliah pakar bertema “Peluang dan Strategi Mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing”. Kegiatan ini menghadirkan Dr. Ari Kusmiatun sebagai pembicara utama yang membagikan pandangannya tentang pembelajaran BIPA di kancah global.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dr. Memet, selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini menjadi wadah mahasiswa untuk memperluas wawasan dalam dunia BIPA.
Suasana aula terasa hangat dan penuh semangat sejak awal kegiatan dimulai. Suasana menjadi semakin hidup ketika Dr. Ari mulai menyampaikan pandangannya tentang dunia dan peluang pembelajaran BIPA. Ia juga membagikan pengalamannya selama terjun ke dalam dunia BIPA dalam negeri hingga ke mancanegara.

Dalam salah satu penjelasan, Dr. Ari mengungkapkan bahwa BIPA dapat menjadi jembatan antara Indonesia dan dunia. “A window, door, or gate to international exposure”. Melalui BIPA, bahasa Indonesia memiliki kesempatan untuk dikenal luas.
Untuk menjaga antusiasme peserta, di tengah penyampaian materi Dr. Ari mengajak mahasiswa mengikuti permainan yang biasa ia gunakan di kelas BIPA. Melalui Blooket, peserta diajak menebak nama-nama bendera negara dan padanan kosakata baku dalam Bahasa Indonesia. Suasana aula pun berubah riuh penuh semangat. Mahasiswa tampak antusias mengikuti permainan, sambil sesekali tertawa ketika menebak dengan jawaban yang keliru.
Salah satu mahasiswa, Okty, berhasil menjadi pemenang dalam permainan tersebut. Ia mengaku sangat menikmati kegiatan itu. “Seru banget! Jadi nggak ngantuk, suasananya jadi santai tapi tetap berisi,” ujarnya. Menurutnya, permainan sederhana itu bukan hanya membuat seminar terasa menyenangkan, tetapi juga menunjukkan bahwa pembelajaran BIPA di dalam kelas bisa berlangsung dengan cara yang kreatif dan tidak membosankan.
Kuliah pakar ini meninggalkan kesan mendalam bagi mahasiswa. Dari tawa ketika bermain tebak bendera hingga pemahaman tentang makna bahasa sebagai identitas bangsa. Semuanya seakan mengingatkan bahwa mengajar dan belajar BIPA bukan sekadar proses akademik, tetapi juga upaya memperkenalkan Indonesia kepada dunia dengan cara yang hangat dan penuh makna.
