Adhy Pramudya: Guru Bahasa Indonesia Berprestasi di Dunia Sastra

Adhy Pramudya, Guru Bahasa Indonesia (Foto: dokumentasi pribadi)

Purwokerto – Adhy Pramudya lahir pada 12 Oktober 1993, bertepatan dengan peringatan Bulan Bahasa. Ia menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sejak 2012 hingga lulus pada 2018. Meskipun menyelesaikan masa studi dalam sebelas semester, ia tidak menyesal karena masa kuliahnya dipenuhi dengan berbagai kegiatan yang memperkaya pengalaman, khususnya di bidang sastra dan teater.

Sejak awal kuliah, Adhy Pramudya aktif menulis dan bergabung dengan Komunitas Penyair Institut (KPI). Melalui komunitas tersebut, ia banyak berinteraksi dengan penyair senior Irfan M. Nugroho yang memberikan pengaruh besar terhadap perjalanan sastranya. Karyanya mulai dimuat di media massa Satelit Post pada Minggu pagi. Salah satunya ialah puisi yang berjudul Warisan yang terbit di Radar Banyumas pada Minggu pagi, 27 Mei 2018. “Menulis bagi saya bukan sekadar hobi, tapi cara untuk meninggalkan jejak,” ujarnya.

Puisi Adhy Pramudya berjudul “Warisan”(Dikutip dari instagram @adhypramudya12)

Selain menulis, Adhy Pramudya juga menekuni dunia seni peran melalui UKM Teater Perisai sejak 2013. Ia bahkan rela menunda penyusunan skripsinya demi totalitas dalam beberapa pementasan. Menurutnya, teater memberikan banyak pelajaran hidup yang tidak kalah penting dibandingkan teori di ruang kelas. “Di panggung teater, saya belajar tentang kedisiplinan, kebersamaan, dan keberanian untuk tampil di depan orang banyak,” ujarnya.

Puncak pencapaian sastranya hadir pada tahun 2018 ketika puisinya yang berjudul Warisan terpilih sebagai salah satu dari lima puisi terbaik versi Radar Banyumas dan Dewan Kesenian, kemudian dimuat dalam antologi Kembang Glempang . Setahun kemudian, ia mulai mengabdikan diri sebagai guru Pendidikan Bahasa Indonesia. “Awalnya saya bercita-cita jadi guru olahraga atau bahkan masinis, tapi ternyata hidup menuntun saya pada bahasa dan sastra,” ungkapnya sambil tersenyum.

Adhy Pramudya resmi mengawali karir sebagai Guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Purwokerto pada tahun 2018, tepat ketika usianya menginjak 24 tahun. Kini, pada usia 31 tahun, ia masih konsisten mengabdi di dunia pendidikan sekaligus berkarya di ranah sastra. Kelahirannya yang bertepatan dengan Bulan Bahasa, seakan menegaskan perjalanan hidupnya bahwa bahasa dan sastra sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari dirinya.

Editor: Ida Fitri Nur Rahmah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *