Alternative Universe (AU), Wujud Baru Sastra Siber di Era Digital

Sumber: Dokumen pribadi

PurbalinggaAlternative Universe (AU) adalah cerita fiksi yang menempatkan karakter dalam latar, alur, atau situasi yang berbeda dari kisah aslinya, dan umumnya dibuat dalam bentuk karya fiksi penggemar.

AU merupakan salah satu bentuk sastra siber yang kini tengah menjadi tren di dunia maya. Menurut Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia, sastra siber adalah karya sastra yang dipublikasikan pada media daring seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai negara di dunia. AU menghadirkan kisah-kisah fiksi yang menempatkan tokoh dari dunia nyata ke dalam semesta alternatif dengan jalan cerita yang berbeda.

Tren AU ini tumbuh pesat di platform X, tempat para penulis dan pembaca saling berbagi cerita melalui utas (thread) atau unggahan berseri. Popularitas AU meningkat pesat sejak beberapa tahun terakhir dan terus berlanjut hingga kini, seiring dengan berkembangnya budaya fandom dan komunitas digital.

Fenomena ini banyak digemari oleh pengguna media sosial, terutama penggemar K-Pop, anime, hingga animasi anak-anak seperti Upin & Ipin. Selain itu, AU yang unik berupa percakapan dari merk mi di Indonesia yang dikreasikan ulang dalam kisah baru.

AU digemari karena memberikan kebebasan berekspresi dan memungkinkan penggemar untuk membayangkan ulang karakter kesayangan mereka dalam situasi atau latar yang berbeda, seperti pertemanan, perjuangan, hingga kisah romantis di dunia fantasi.

Melalui aplikasi X, para penulis membagikan cerita AU secara gratis dan ditampilkan dengan bubble chat. Pembaca dapat berinteraksi langsung melalui komentar dan retweet, menjadikan AU sebagai bentuk sastra siber yang hidup dan interaktif di ruang digital.

“Membaca AU itu menyenangkan karena genrenya beragam dan tampilannya menarik. Ada tangkapan layar percakapan para tokoh, visual yang menggambarkan suasana atau kegiatan dalam cerita, serta kolom komentar yang memungkinkan pembaca berinteraksi langsung dengan penulis. Ceritanya pun bisa dinikmati kapan saja dan di mana saja.” ujar Adhisty, penggemar AU.

Fenomena AU menunjukkan bagaimana sastra berkembang di era digital. Melalui media sosial, karya lahir dan dibagikan tanpa batas, menjadikan AU bukti bahwa imajinasi dan teknologi dapat melahirkan bentuk sastra baru yang hidup di dunia maya.

Editor: Wanda Apriliani

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *