Batagor Mang Didin: Dari Gerobak Kecil Menjadi Favorit

Batagor Mang Didin (Sumber: Dokumentasi Pribadi/A.R.H)

Cilacap – Di tengah ketatnya persaingan kuliner, ada sosok sederhana yang tetap bertahan dengan usaha batagor sejak hampir dua dekade. Ia adalah Mang Didin, pria asal Garut yang berjualan di Jalan Betet, tepat di samping Toko Tiga Putra, Desa Bajing Kulon, Kecamatan Kroya. Sejak 2006, ia konsisten berjualan batagor menggunakan gerobaknya.

Menurut Mang Didin, resep batagor yang ia buat sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pedagang lain. Namun, ia memiliki ciri khas pada pilihan ikan yang digunakan. “Kalau yang bagus sebenarnya pakai ikan tenggiri, tapi karena modal terbatas saya pakai ikan kembung,” jelasnya.

Sebelum berjualan batagor, Mang Didin sempat bekerja di pabrik dan menjadi kuli bangunan. Ia juga sempat berjualan mi ayam dan siomay. Namun, pilihan berjualan batagor dirasa lebih cocok dibanding usaha lain. “Saya sudah pernah coba jualan mi ayam atau siomay, tapi rasanya tidak cocok. Batagor lebih pas,” ujarnya.

Dalam pembuatan batagor, ia menggunakan bahan sederhana, seperti campuran aci gunung dan aci teratai, ditambah ikan, bawang putih, daun bawang, serta merica. Untuk bumbu kacang, ia hanya mengandalkan kacang tanah dan cabai merah yang diblender.

Seorang penikmat batagor bernama Indriarso, mengaku sudah beberapa kali sering mampir ke batagor Mang Didin. “Menurut saya rasa batagornya gurih, ikannya juga lumayan berasa,” jelasnya.

Mang Didin juga pernah merasakan perkembangan pesat usahanya. Ia sempat memiliki lima gerobak dan membuka cabang di Sampang serta Sokaraja. Namun, kini ia kembali berjualan seorang diri. “Dulu punya lima gerobak, tapi sekarang tinggal satu karena tidak ada partner. Jadi cabang-cabang itu sudah saya lepas,” ungkapnya.

Gerobak Mang Didin (Dokumentasi Pribadi/A.R.H)

Meski semakin banyak pesaing, Mang Didin tetap bertahan dengan semangat dan resep andalan yang dirintis sejak 2006. Baginya, kerja keras dan ketekunan menjadi kunci utama dalam menjalani usaha.

Editor: Muhammad Faqih Yahya

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *