
(sumber: dokumen pribadi)
Purwokerto- Dunia pendidikan kini benar-benar memasuki era digital, di mana teknologi bukan lagi sekadar alat bantu, tetapi telah menjadi bagian inti dari proses belajar-mengajar. Di banyak sekolah, suasana kelas berubah drastis tidak lagi hanya papan tulis dan buku teks, tetapi juga layar gawai dan platform interaktif yang membuka ruang belajar tanpa batas.
Platform digital seperti Kahoot, Canva Edu, Quizizz, hingga TikTok Edukasi kini menjadi partner belajar yang memperkaya pengalaman siswa. Melalui permainan kuis daring, proyek digital, dan video pembelajaran singkat, siswa tidak hanya menerima materi, tetapi juga aktif berkolaborasi, berkreasi, dan mengasah kemampuan berpikir kritis.
“Anak-anak zaman sekarang cepat bosan kalau hanya mendengarkan. Tapi begitu pelajaran dikemas lewat kuis interaktif atau video pendek, mereka langsung antusias,” ujar Aat, guru Bahasa Inggris di MA Al-Ittihaad.
Transformasi ini mencerminkan perubahan besar dalam dunia pendidikan. Jika dulu pembelajaran bersifat satu arah dan pasif, kini pembelajaran di era digital menghadirkan model yang interaktif, fleksibel, dan personal. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk mencari, memahami, dan memverifikasi informasi secara mandiri.
Berdasarkan laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Katadata Insight Center tahun 2022, literasi digital Indonesia baru mencapai 62 persen dari skala kematangan maksimal. Fakta ini menunjukkan masih besarnya ruang untuk memperkuat kompetensi digital, baik bagi siswa maupun tenaga pendidik.
Pemanfaatan platform digital bukan hanya menjadikan proses belajar lebih menarik, tetapi juga membentuk generasi pembelajar yang kreatif, kritis, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Di tengah derasnya arus informasi, keterampilan digital menjadi kunci utama agar pendidikan mampu mengikuti laju dunia yang serba cepat.
Editor: Natasya Amirah Putri
