“BERES LAKU LAMPAH” DAN HARAPAN BESAR SEORANG KARYANTI

Kaliori– Mengabdi tanpa kenal kata lelah, Karyanti, perempuan kelahiran Mei 1971 ini dikenal sebagai pendiri RA Masyitoh 42 di Desa Kaliori. Tidak hanya itu, Karyanti yang kerap disapa Yanti juga memegang sejumlah peran penting di masyarakat. Di antaranya menjadi Ketua PKK, Ketua Dasawisma, Ketua Muslimat Ranting Desa Kaliori, anggota komunitas IBU BELLA (Beres Laku Lampah) di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat, serta pengurus Majelis Ta’lim Az-Zufkruf di Kaliori.

Motivasi yang mendorong Yanti mendirikan RA Masyitoh 42 adalah agar anak-anak, khususnya anak yatim dan dari keluarga kurang mampu, tetap memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu. “Di Kaliori harus ada TK yang bisa membantu anak-anak sejak dini agar tumbuh dengan akhlak karimah,” ujar Yanti. Sekolah yang ia dirikan pada tahun 2020 merupakan ide orisinal dari Yanti dan disambut antusias oleh masyarakat sekitar.

Karyanti Pendiri RA Masyitoh 42 (Sumber: dokumentasi pribadi)

Terdapat beberapa kesulitan yang Yanti hadapi, termasuk kendala yang vital adalah dana. Sulitnya mencari donatur untuk mendukung operasional sekolah, termasuk biaya bagi guru honorer membuat Yanti harus pontang-panting mencari sumber dana. Selain itu, ia juga sempat menerima hinaan dan fitnah saat awal mendirikan sekolah tersebut.

Meski demikian, semangatnya tidak pernah surut. Selain sebagai pendiri sekolah, beliau aktif di berbagai organisasi sosial. Dengan jadwal yang padat, Yanti tetap mampu memanajemen waktu dengan baik. “Saya selalu membuat schedule atau rundown setiap hari, makanya semua kegiatan bisa saya ikuti,” tuturnya.

Selain aktif Yanti juga memiliki prestasi. Ia pernah menjuarai lomba hadroh tingkat kabupaten Banyamas, mendapat penghargaan sebagai pengurus IBU BELLA terbaik, serta mewakili Jawa Tengah pada peringatan ulang tahun ke-120 IBU BELLA di Jawa Barat.

Di balik semua pencapaian itu, Yanti memiliki harapan besar. Ia ingin meninggalkan dampak positif bagi masyarakat, bahkan setelah dirinya tiada. “Saya berharap bisa menjadi contoh untuk generasi muda agar terus berbuat kebaikan dengan tulus, ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan,” kata Yanti.

Semangat, berdoa, dan berusaha adalah kunci sebuah kesuksesan. Tanpa berdoa, semangat dan usaha menjadi sia-sia. Termasuk juga jika hanya berdoa saja, akan tidak berguna bila tidak dibarengi dengan semangat dan usaha. 

Editor: Ainun Nasywa Sakhi

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *