Sumber: koleksi pribadi Ike
Purwokerto, 7 Oktober 2025 – Ike, bidan Desa Kaliwungu, Kecamatan Mandiraja, telah mengabdikan diri selama 18 tahun untuk menekan angka stunting dan meningkatkan Kesehatan ibu serta anak. Melalui Posyandu rutin dan edukasi masyarakat, Ike menjadi salah satu garda terdepan dalam upaya mencetak generasi bebas stunting di Banjarnegara.
Sejak tahun 2007, Ike dikenal sebagai sosok yang ramah dan tak kenal lelah. Lulusan Akademi Kebidanan Panti Wilasa Semarang ini memahami betul pentingnya edukasi Kesehatan, terutama mengenai stunting di Tingkat desa.
“Stunting itu gagal tumbuh kembangnya anak pada usia balita hal ini bisa dilihat dari tinggi badan dan berat badan yang tidak sesuai dengan usianya,” ujar Ike saat wawancara. Menurutnya, penyebab stunting bukan hanya karena pola makan yang salah, tetapi akibat kurangnya gizi pada ibu hamil maupun Balita, sanitasi lingkungan yang buruk, serta pemberian ASI eksklusif yang belum optimal.
Dinamika Angka Stunting dan Upaya Pemantauan
Ike menjelaskan, angka stunting di Kaliwungu menunjukkan perubahan dari tahun ke tahun. “Untuk stunting setiap bulan bisa naik turun, tetapi untuk tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Tahun 2024 terdapat 25 anak dari 274 balita, sedangkan tahun 2025 terdapat 32 dari 326 balita,” terangnya. Meski terjadi peningkatan jumlah balita, proporsi anak stunting tetap relatif stabil.
Ike bersama para kader rutin melakukan kegiatan Posyandu setiap sebulan sekali. Kegiatan tersebut terbagi dalam lima Posyandu aktif di Desa Kaliwungu, dengan jadwal:
Posyandu 1 setiap Rabu pertama, Posyandu 2 setiap Rabu kedua, Posyandu 3 tanggal 10 setiap bulan, Posyandu 4 tanggal 15 setiap bulan, dan Posyandu 5 setiap Sabtu kedua.

Sumber: koleksi pribadi Ike
posyandu yang dilakukan para kader yaitu, pengukuran tinggi badan, panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan grafik Z-Score pada buku KIA dan diinput ke aplikasi e-PPGBM (elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).
“Dari hasil pengukuran itu bisa langsung terlihat apakah anak mengalami stunting atau tidak,” jelas Ike. Maka datanya akurat dan bisa ditindaklanjuti.
Edukasi, Tantangan, dan Peran Kader

Sumber: koleksi pribadi Ike
Ike menegaskan, pencegahan stunting memerlukan kolaborasi antara bidan, kader, dan masyarakat. Ike mengakui terdapat ibu-ibu yang enggan datang ke Posyandu. “Biasanya kalau ada yang jarang datang, kami datangi langsung ke rumah bersama kader untuk menjelaskan pentingnya memantau tumbuh kembang anak,” ujarnya.
Pesan Lokal: Cegah Stunting Bersama “Mas Budhi”
Salah satu ciri khas Bidan Ike adalah cara ia mengedukasi masyarakat dengan bahasa lokal agar lebih mudah diterima. Ia menciptakan pesan sederhana yang dikenal warga sebagai “Cegah Stunting bersama Mas Budhi”, berisi delapan langkah praktis:
- Meteng kudu cukup gizi (hamil harus cukup gizi)
- ASI eksklusif sampai 6 bulan
- Setelah 6 bulan beri MPASI bergizi
- BAB di jamban sehat
- Ukur tinggi badan dan berat badan
- Di akehi makan iwak (perbanyak makan ikan)
- Hindari asap rokok
- Imunisasi lengkap untuk bayi
Pesan tersebut mudah diingat oleh masyarakat. Bahasa sederhana membuat mereka lebih paham dan mau melakukannya. Karena mencegah stunting bukan hanya tugas tenaga medis, tetapi tanggung jawab seluruh keluarga Indonesia.