Purwokerto – Bahasa kini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga menjadi jembatan diplomasi antarbangsa. Hal tersebut disampaikan oleh Ari Kusmiatun dari Universitas Negeri Yogyakarta dalam kuliah pakar. Dalam paparannya, Ari menjelaskan bahwa cara BIPA dapat membuka peluang Indonesia dikenal melalui bahasa dan budaya. Kegiatan kuliah pakar diawali dengan senam otak, yang menjadi ciri khas pembelajaran BIPA karena bersifat interaktif dan menyenangkan.
Ari menjelaskan bahwa BIPA adalah pembelajaran yang dirancang secara sadar dan terarah bagi penutur asing. “BIPA bukan hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga mengenalkan Indonesia melalui budayanya,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa posisi Bahasa Indonesia semakin diakui dunia. Bahasa Indonesia kini menempati urutan ke-4 penutur terbanyak, pernah menjadi bahasa ketiga paling banyak digunakan di WordPress, dan telah diakui sebagai bahasa resmi dalam sidang UNESCO.
Menurutnya, pengajar BIPA harus memahami bahasa sekaligus budaya agar mampu menjadi representasi Indonesia. “Mengajar bahasa berarti ikut membawa wajah bangsa,” ujarnya.
Melalui materi ini, peserta diajak melihat bahwa BIPA bukan sekadar pengajaran, melainkan juga bentuk diplomasi kultural yang memperluas peran Indonesia di mata dunia.
Editor: Rizqi Khoirunnisaa Afriana
