Purwokerto – Di bawah terik yang memantul di aspal, seorang penjual koran berdiri di tepi Jalan Jenderal Gatot Subroto (Kebondalem). Ia menunggu kendaraan melambat, mengangkat tangan memberi isyarat, lalu kembali menepi di bawah bayang pohon. Rangkaian momen itu terekam dalam foto story berjudul “Selembar Koran Kesabaran” bertema “Pejuang Tanpa Seragam” karya Khiza Alfita Dwi Azizah.
Melalui bingkai foto, sosok penjual koran tampak berpindah dari satu titik ke titik lain di pinggir jalan. Ada saat ia berdiri di dekat angkutan kota yang melintas, ada pula saat ketika ia menyodorkan koran kepada pengendara yang berhenti. Di sela lalu lintas dan panas, ia tetap menjalankan rutinitas berjualan dengan tenang.
Dalam keterangan karyanya, Khiza menuliskan bahwa foto tersebut ingin menangkap ketabahan penjual koran yang berjualan di pinggir jalan, menunggu pembeli di tengah suara kendaraan dan cuaca yang menyengat. Ia menilai, setiap lembar yang dijual bukan sekadar koran, melainkan bagian dari usaha untuk menghidupi hari-hari. “Momen ini mengingatkan bahwa setiap lembar yang ia jual bukan sekadar koran, tetapi bagian dari usaha untuk menghidupi hari-harinya,” tulisnya.
Suasana tentang perjuangan kecil yang kerap luput dari perhatian itu akan dibawa ke panggung melalui pementasan drama Jagat Rasa Kelas A Pendidikan Bahasa Indonesia 2023. Mereka akan mementaskan naskah Matahari di Sebuah Jalan Kecil karya Arifin C. Noer pada Rabu, 10 Desember 2025 di Aula Bambang Lelono, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal Soedirman.
Melalui pengumuman kegiatan, panitia mengajak publik, “Saksikan bagaimana cahaya dan gelap berpadu dalam satu kisah tentang kehilangan, pencarian, dan kemanusiaan. Ajakan itu seolah menyambung dengan pesan yang ingin disampaikan dalam foto. Terdapat cahaya yang terlihat jelas di jalan raya, tetapi ada juga sisi gelap yang tak disadari. Kondisi lelah, sepi, dan ketekunan orang-orang yang tekun bekerja tanpa tersorot. Prinsip – prinsip ini membuat kisah pejuang tanpa seragam tidak jatuh menjadi karangan, melainkan tetap berpijak pada realitas yang benar-benar terjadi.
Pada akhirnya, baik foto maupun pementasan, menyampaikan pesan yang sama. Dalam kehidupan, ketabahan tidak selalu hadir dalam peristiwa besar, terkadang ia akan tampak dalam pekerjaan sehari-hari yang dijalani dengan tekun, namun tidak pernah berputus asa.
Editor:
