
Yanto Supardi (Sumber: Dokumen Pribadi)
Purwokerto, 6 Oktober 2025 – Pariwisata adalah sektor krusial yang mampu menggerakkan ekonomi sekaligus memperkenalkan potensi daerah kepada masyarakat luas. Salah satu destinasi yang tengah naik daun dan menarik perhatian wisatawan adalah Goa Terawang Eco Park, yang terletak di Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Balutan suasana sejuk pepohonan dan sinar yang menyorot Goa Terawang terdapat sosok yang berdedikasi di baliknya, yaitu Yanto Supardi.
Perjalanan dan Pengalaman Yanto Supardi
Pria berusia 49 tahun ini telah aktif sebagai pengelola daya tarik wisata di berbagai lokasi sejak 2015 dan kini mengabdikan diri di Goa Terawang. Selain sebagai pengelola, Yanto juga sempat dikenal sebagai pemandu wisata selama tiga tahun, meskipun tetap aktif memegang peran pengelola. Pengalaman tersebut memberinya banyak pelajaran berharga. “Yang paling berkesan, saya mendapat banyak teman, bisa berkeliling ke berbagai tempat, dan terkadang pulangnya mendapat amplop,” ujarnya dengan tawa.
Tanggung Jawab dan Tantangan dalam Pengelolaan Wisata
Sebagai pengelola, tanggung jawab Yanto jauh lebih besar dibandingkan saat menjadi pemandu wisata. “Sebagai pemandu, kita hanya mengawal rombongan kemana-mana. Namun, sebagai pengelola, kita harus memiliki rencana, program, serta konsep pengembangan wisata ke depan,” jelasnya. Kini, Yanto dituntut tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga merancang strategi agar pariwisata tetap menjadi destinasi yang diminati wisatawan.
Setiap hari, Yanto bersama timnya merumuskan target dan rencana pengembangan wisata untuk tiga bulan dan satu tahun ke depan. Ia yakin, tanpa target, motivasi untuk berkembang akan hilang. “Tanggung jawab kami sangat luas, mulai dari menjaga keamanan, kesejahteraan karyawan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar,” tambahnya. Fokus utama mereka adalah membangun wisata berkelanjutan yang mampu membuat pengunjung datang kembali.
Meskipun berpengalaman hampir satu dekade, Yanto mengakui bahwa pekerjaannya penuh tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan jaringan internet di kawasan wisata, yang berdampak pada promosi digital sehingga sulit dikenal wisatawan luar daerah. Selain itu, akses jalan menuju lokasi wisata juga masih memerlukan perhatian serius. “Selain itu, kesadaran masyarakat akan manfaat pariwisata bagi ekonomi dan sosial masih rendah,” tambahnya.
Dukungan, Kegiatan, dan Harapan ke Depannya
Dalam menjalankan tugas, Yanto tidak bekerja sendiri. Ia mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat lokal maupun pemerintah daerah. Sinergi ini sangat penting dalam menjaga kelangsungan pengelolaan wisata, apalagi dalam pelaksanaan berbagai kegiatan dan event tahunan. Salah satu agenda rutin adalah penyelenggaraan acara ruwat atau sedekah bumi yang diisi dengan kegiatan budaya dan hiburan. “Acara ini tidak hanya menarik pengunjung, tetapi juga memperkenalkan kearifan lokal,” jelasnya.
Menurut Yanto, keberhasilan pengelola wisata terukur dari perubahan yang nyata, seperti sebelumnya sepi menjadi ramai dan masyarakat mendapat penghasilan. Ia berharap, sektor pariwisata ke depan makin maju dan mendapat dukungan yang lebih besar dari pemerintah. “Pariwisata bukan hanya soal keindahan wilayah, tapi juga bagaimana masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung,” ujarnya penuh harap. Dedikasi Yanto membuktikan bahwa cahaya Goa Terawang juga bersinar dari semangatnya yang terus menyala dan menebar harapan bagi kemajuan pariwisata.
Editor: Anisa Ghina Fauziah