
Purbalingga — Sederhana namun selalu ramai dikunjungi, kedai Es Duren Pak Kasdi yang terletak di depan Kodim 0702, Jalan Jenderal Sudirman, Purbalingga, tak pernah sepi pembeli dari pagi hingga sore. Sejak berdiri pada 1969, kedai ini konsisten menghadirkan kesegaran es duren yang kini menjadi bagian penting kuliner khas Purbalingga.
Pemilik kedai, Kasdi Kusnadi (71), memulai usahanya dengan berjualan buah-buahan, kemudian es buah dan kacang hijau. Pada 1979, seorang pelanggan meminta dibuatkan es duren, yang kemudian menjadi menu utama hingga saat ini. Kini, kedai dikelola bersama anaknya, Supriyanto (46), yang secara rutin menjaga operasional sehari-hari.
Selain cabang utama di Purbalingga, Es Duren Pak Kasdi juga hadir di Purwokerto, tepatnya di depan pintu masuk GOR Satria dan Jalan Soeparno No.23, Purwokerto Timur, di sebelah SMK Negeri 1. Ketiga lokasi ini sama-sama ramai pengunjung.
Menu andalan adalah Es Duren Kopyor, disusul es duren original dan es campur. Harga mulai Rp 15.000, terjangkau untuk segala kalangan. Cita rasa tetap terjaga karena Kasdi menekankan kualitas bahan, terutama durian dan gula. Supriyanto menjelaskan, “Dari dulu sampai sekarang, rasanya sama. Kuncinya telaten dan selalu menjaga kualitas.”
Namun, menghadapi bahan baku durian yang dipengaruhi musim, menjadi tantangan tersendiri. Durian lokal Jawa dan Sumatra kini makin sulit diperoleh sehingga kadang harus menggunakan durian impor jenis Montong dari Thailand. Meski harganya lebih mahal dan teksturnya cenderung kental seperti bubur tanpa serat, durian impor ini dianggap kurang mantap dibanding durian lokal. “Kalau ada pilihan, tetap lebih baik durian lokal,” tambah Supriyanto.

Popularitas Es Duren Pak Kasdi juga didukung oleh kunjungan sejumlah tokoh terkenal. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah singgah pada 15 Januari 2024, acara Topik Pagi Weekend ANTV meliput pada 19 Desember 2012, dan artis Gita Sinaga mampir pada 30 Oktober 2024. Dokumentasi kunjungan ini dipajang di kedai sebagai daya tarik bagi pengunjung baru.
Kesetiaan pelanggan menjadi bukti keistimewaan produk ini. Meilia (19), salah satu pelanggan setia, mengaku berlangganan sejak kecil. Ia mengatakan, “Duriannya banyak, manisnya asli dari buah, tidak pernah membuat eneg. Bahkan porsinya sekarang makin banyak.” Baginya, kedai ini menyimpan kenangan keluarga. “Selama 19 tahun hidup, saya selalu datang bersama keluarga. Jadi kalau ingat Es Duren Pak Kasdi, saya juga teringat keluarga.”
Dengan usia lebih dari setengah abad, Es Duren Pak Kasdi tetap bertahan dan menjadi bagian dari kenangan manis masyarakat Purbalingga dan sekitarnya. Harapan Kasdi selaku pemilik adalah agar kedainya semakin ramai, tetap menjaga kualitas cita rasa, dan terus menjadi pilihan utama untuk menikmati kesegaran es duren.
Editor: Anisa Ghina Fauziah