Festival Budaya Perbatasan Jadi Perekat Sastra dan Keberagaman

Festival Budaya Perbatasan (Dokumentasi: ANTARA News)

Bengkayang (ANTARA) — Desa Budaya Bung Kupuak di Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, menjadi pusat perhatian saat Festival Budaya Perbatasan 2025 berlangsung pada 30 Oktober hingga 1 November. Acara yang diikuti oleh berbagai komunitas dari Indonesia dan Malaysia ini menampilkan kekayaan budaya sekaligus mempererat hubungan sosial masyarakat di kawasan perbatasan.

Festival tersebut digelar oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII Kalimantan Barat bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bengkayang. Melalui kegiatan ini, masyarakat di wilayah terluar Indonesia diberi ruang untuk mengekspresikan jati diri dan memperkuat rasa kebangsaan melalui seni dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.

Selama tiga hari pelaksanaan, berbagai kesenian daerah ditampilkan mulai dari tari-tarian adat, musik tradisional, hingga pameran kerajinan tangan. Setiap pertunjukan menghadirkan keindahan gerak dan makna filosofis yang mencerminkan semangat gotong royong serta keharmonisan antarwarga. Kreativitas para pelaku seni juga menjadi bukti bahwa budaya tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat perbatasan.

Sebagaimana dikutip dari Antara, “festival ini menjadi perekat persatuan lintas budaya dan menjadi sarana untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan melalui tradisi”. Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga wadah pembelajaran tentang pentingnya kebersamaan dalam keberagaman.

Melalui interaksi lintas budaya, masyarakat dapat saling mengenal dan memahami tradisi satu sama lain. Sikap saling menghormati tumbuh alami di tengah pertukaran pengetahuan dan kesenian. Dari sanalah muncul kesadaran bahwa menjaga budaya bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan juga bagian dari menjaga martabat bangsa.

Penyelenggaraan festival ini juga menunjukkan kepekaan terhadap nilai-nilai lokal. Setiap kegiatan disusun dengan mempertimbangkan adat setempat, agar budaya yang ditampilkan tetap autentik dan tidak kehilangan makna aslinya. Keterlibatan masyarakat adat dan generasi muda memberi warna tersendiri bagi keberlangsungan acara.

Dengan semangat kebersamaan yang terjalin, Festival Budaya Perbatasan 2025 menjadi simbol persatuan di wilayah yang sering dipandang sebagai batas geografis, padahal sesungguhnya merupakan jembatan persaudaraan. Di balik gemuruh musik dan tarian, tersimpan pesan kuat bahwa kebudayaan adalah cara bangsa meneguhkan identitas dan menumbuhkan rasa saling menghargai.

Editor: Nanda Ayu Bunga Mardika

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *