(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Purbalingga – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Purbalingga resmi membuka Festival Literasi Purbalingga 2025 dengan tema “Ajar Pustaka” (Ayo Belajar di Perpustakaan), Senin (15/9/2025). Festival ini bertujuan mengubah stigma masyarakat bahwa perpustakaan bukan hanya milik pelajar atau akademisi, melainkan ruang belajar bagi semua lapisan masyarakat.
Kegiatan ini diselenggarakan di bawah kepemimpinan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Purbalingga, Sadono, dengan dukungan penuh pemerintah daerah. Wakil Bupati Purbalingga beserta istrinya yang juga berperan sebagai Bunda Literasi turut hadir membuka acara. Festival ini menampilkan beragam kegiatan, antara lain bazar buku murah yang bekerja sama dengan kumpulan penerbit Yogyakarta, ini berlangsung selama sepuluh hari (15–24 September), lomba menggambar tingkat SD dengan 500 peserta, bimbingan teknis pengelola perpustakaan desa, rumah ibadah, TBM (Tempat Belajar Masyarakat), edukasi keuangan dari Bank Indonesia bagi siswa SMA, serta expo literasi yang diikuti enam stand dari berbagai organisasi dan perpustakaan.

Rangkaian acara berlangsung meriah selama lebih dari sepekan, termasuk kegiatan Donal Pustaka atau Dolanan Tradisional Perpustakaan pada 16 September, pelatihan jurnalistik dari wartawan, serta lomba baca puisi tingkat SMP, SMA/MA, dan mahasiswa se-Barlingmascakeb yang digelar pada 17–20 September. Seluruh kegiatan dipusatkan di lingkungan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Purbalingga.
Sadono menjelaskan, festival ini sekaligus memperingati Hari Perpustakaan Internasional pada 8 September dan Hari Kunjung Perpustakaan pada 14 September. “Kalau dulu perpustakaan dipersepsikan hanya milik pelajar, guru, atau mahasiswa, sekarang kami ingin menegaskan bahwa perpustakaan milik semua. Petani, pedagang, seniman, karyawan, pemuda, bahkan organisasi masyarakat juga bisa memanfaatkannya asal kegiatannya positif,” ujarnya.
Menurutnya, literasi adalah kunci penting dalam membentuk kualitas masyarakat. “Ketika kualitas literasi baik, maka wawasan masyarakat semakin luas. Dengan wawasan luas, mereka mampu berpikir kritis dan mengambil keputusan yang tepat. Orang sukses adalah mereka yang sebagian besar keputusannya benar, dan literasi adalah fondasinya,” jelasnya.
Festival Literasi Ajar Pustaka diharapkan dapat berlangsung rutin setiap tahun sebagai wadah peningkatan literasi sekaligus membangun kesadaran masyarakat bahwa perpustakaan merupakan ruang belajar inklusif untuk semua kalangan.
Editor: Luthfiyah Hanif Khairunnisa