
Galuh Indriyanti, seorang mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2022, saat ini sedang menempuh semester tujuh. Mahasiswi yang kerap disapa Galuh atau Indri ini merupakan alumni SMK Negeri 1 Purwojati dengan jurusan Tata Busana. Tidak hanya aktif sebagai mahasiswi, Galuh juga memiliki bisnis florist yang telah ia rintis sejak duduk di bangku kelas sepuluh SMK.
Motivasi Galuh dalam berwirausaha adalah untuk menggali potensi yang dimilikinya sehingga dapat menunjang kehidupannya di masa depan. Ia beranggapan bahwa dengan berwirausaha, dirinya bisa memperoleh wawasan baru dari kemampuan yang dimiliki. Dorongan untuk mandiri secara finansial muncul karena kondisi orang tua saat itu sehingga Galuh terdorong mencari cara agar dapat memperoleh penghasilan sendiri. Salah satu upaya awal yang ditempuh adalah mengikuti pelatihan online shop. Namun, usaha tersebut belum membuahkan hasil karena tingginya persaingan dan minimnya peluang pada waktu itu.
Akhirnya, Galuh mencari peluang usaha yang lebih luas, minim pesaing, dan masih jarang ditemui di daerah tempat tinggalnya, yaitu di Cilongok. Saat masih sekolah, ia melihat bahwa persepsi masyarakat terhadap buket bunga adalah barang mahal, dengan kisaran harga Rp80.000–Rp100.000, yang cukup tinggi bagi kalangan pelajar. Dari situlah muncul ide untuk membuat buket bunga dengan harga yang lebih ramah di kantong siswa. “Dari awal, aku hanya bermodal Rp50.000 yang diberikan orang tua. Mereka berpesan, dari uang tersebut terserah mau diputar bagaimana. Jika berhasil, aku tidak akan diberi uang saku lagi,” ujarnya sambil mengenang masa itu.
Inspirasi awal Galuh datang dari sebuah acara FTV yang menceritakan kisah seorang pemilik toko buket bunga. Ia beranggapan bahwa buket bunga dapat meromantisasi momen indah dalam kehidupan seseorang. Langkah awalnya adalah mencoba membuat rangkaian buket bunga sendiri, meski pada awalnya belum membuahkan hasil. Ia kemudian belajar secara otodidak melalui platform digital seperti YouTube. Tantangan muncul karena saat itu konten tutorial masih jarang menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu, ia juga menghadapi kesulitan manajemen waktu sebagai pelajar sekaligus wirausahawan, serta keterbatasan modal.
Dalam menjalankan usaha, tentu ada tantangan yang harus dihadapi, seperti persaingan yang semakin ketat dan tren yang terus berubah. Galuh mengatasi hal ini dengan mengeksplorasi media sosial untuk mencari ide buket bunga yang unik dan beragam. “Terkadang aku lebih condong mencari referensi dari florist luar negeri. Menurutku, florist luar negeri lebih ekspresif dalam berkarya, tidak terikat pada bentuk buket yang monoton sehingga lebih beragam,” tuturnya. Selain itu, ia juga mendapat inspirasi dari permintaan konsumen, misalnya buket berisi buah-buahan, uang, bahkan logam mulia. Salah satu pesanannya bahkan pernah mencapai harga fantastis, yakni Rp10.000.000 berupa buket logam mulia.
Berkat ketekunan, Galuh berhasil memperoleh penghasilan mandiri di usia muda. Orang tua menjadi support system terbesarnya, begitu pula teman-teman yang selalu mendukung langkahnya. Usaha yang ia beri nama Ganeen Gift kini memiliki pasar yang luas, mulai dari pelajar hingga masyarakat umum. “Ketika aku mendapat pesanan untuk orang yang LDR, peringatan Hari Ibu, ulang tahun orang tua, atau momen indah lainnya, aku ikut merasakan kebahagiaan mereka. Hal itu membuatku ikut senang,” ujarnya sambil tersenyum. Baginya, membuat buket bunga tidak sekadar menjual produk, melainkan juga memberikan makna dan kesan tersendiri. Selain memberi kepuasan batin, bisnis ini juga membuka jalan baginya untuk menjadi pembicara dan pelatih kewirausahaan. Ia merasa senang karena ilmu yang ia miliki bisa bermanfaat bagi orang lain.
Sebagai mahasiswa sekaligus wirausahawan muda, Galuh memiliki strategi dalam membagi waktu, yaitu dengan membuat skala prioritas. Dalam menjalankan bisnis, ia tidak pernah mengesampingkan tanggung jawab akademik. Ketika ada tugas kuliah yang harus diselesaikan, Galuh tetap memprioritaskan akademik terlebih dahulu.
Menjadi wirausahawan di usia muda memang tidak mudah, tetapi bukan hal yang mustahil. Menurut Galuh, di era digitalisasi yang semakin berkembang, peluang dan ide usaha lebih mudah ditemukan. Oleh karena itu, berani mencoba dan tekun dalam berproses adalah kunci untuk mencapai kesuksesan.
Editor: Luthfi Fadhilah